Senin, 02 November 2009

Buatlah Dengan Niat

Di dunia komunikasi, lebih kerucutnya adalah dunia kreatif, sepertinya kata ide tau inspirasi banyak sekali diucapkan
Udah kayak makanan sehari-hari
Sampe sekarang, gw juga nggak bisa membahasakan, apa itu ide atau inspirasi secara rinci
Mereka itu apa, bentuknya gimana, gunanya untuk apa, dll
Karena memang banyak sekali pengertiannya

“Ide adalah rancangan yang tersusun di pikiran” -Wikipedia
"A new combination of old elements." – Pareto
Dan masih banyak lagi pengertian tentang ide
Tapi parahnya, ide itu jadi ngebuat kita jadi ketergantungan untuk berkreatif ria (hahaha… bahasa gw ‘kreatif ria, soalnya terlalu berat kayaknya kalo bilang ‘kreatifitas’)

Kita pasti banyak mendengar perkataan-perkataan seperti ini:
“Bentar ya.. gua mau nyari ide dulu nih”
(lagi maen tak umpet ya sama ide?)
“Waduh, nggak ada rokok berarti nggak ada ide nih”
(super duper ketergantungan nih orang)
“Gua mau buat ngerjain diluar aja deh, biar dapet idenya gampang”
(kalo ujan? Berarti kerjaannya gak kelar-kelar?)
“Gile nih, udah sejam lebih, tapi belum dapet inspirasi”
(ngapain aja emang sejam?)
Dan masih banyak contoh lain, yang gw bilang, kalo mereka itu sebenernya buka lagi mencari ide atau inspirasi, tapi sebenernya mereka tuh ketergantungan aja

Emang bener sih, setiap orang, punya caranya sendiri-sendiri untuk mengatasi permasalahannya
Tapi bukan berarti mereka itu harus ‘ngasih makan’ ketergantungannya itu tarsus kan?
Tapi bukan berarti mereka tidak bisa beradaptasi dengan sekitarnya kan?
Dimanapun kita berada, sebenernya kita harus bisa mengatasi permasalahan (mendapatkan ide) tersebut

Gw punya temen, nama panggilannya Asep
Akun FaceBooknya Asep Bagja
Akun Twitternya @bepitulaz
Dia ini seorang webdesigner, webmaster udah ada beberapa klien yang make jasa temen gw ini (termasuk gw, abisnya gratisan kalo sama temen sendiri)
Lumayan kok hasil-hasilnya, satisfied lah, gak sia-sia kalo make jasa temen gw ini (hehe.. gw promosiin lo Sep, 20% fee marketing ya)
Dia sebenernya anak Akuntansi, tapi seiring waktu berjalan, dia jatuh cinta sama design, terutama 3D dan web

Suatu hari, gw maen ke kosannya, siang-siang tengah hari bolong, Jogja lagi ‘hot-hotnya’
Si Asep baru aja bangun tidur
Pas, gw masuk ke dalem kamarnya, JRENG-JRENG!!
Kalimat pertama yang gw lontarkan, “Ini kamar apa gudang?”

Sumpah gw nggak habis pikir liat kamarnya Asep
Kasur, bantal, guling tanpa sprei, londrian baju dimana-mana, kertas berserakan, bahkan buat sholat pun sepertinya nggak bisa,
beruntung di depan kosannya ada masjid, mungkin dia lebih suka sholat di masjid kali ya? -positive thingking-
“Lo betah Sep disini?” tanya gw heran
“Betahlah… room sweet room, gua sering kok ngabisin waktu berbelas-belas jam disini” jawabnya
WOW!!! Belasan jam??
Rekornya adalah: pernah sampe 18 jam nggak keluar kamar!! tentu aja sambil ngedesign

“Gini Sep, lo kan orang kyang kerjanya di dunia kreatif, buat-buat web… trus cara lo dapetin feel atau inspirasi gimana Sep? dengan keadaan kamar kayak kapal pecah gini”
“Yaelah, bisa lah… buktinya gua bisa buat web kan? Yang penting mah niat, kalo kita emang udah niat, semuanya pasti bisa, yang namanya ide tuh nanti dateng sendiri”
Oke, jawaban terakhir dari Asep cukup ngebuat gw diem dan mikir
‘Yang penting mah niat’

Bener juga, fasilitas itu hanya sebagai penunjang, intinya ya niat itu tadi
Terkadang kita selalu menomor satukan fasilitas, kenyamanan, lingkungan sebagai kekuatan primer kita
Namun menomor duakan niat kita, yang sebenernya itulah yang utama
Jadi, sebenernya, dimana pun kita berada, ide itu akan selalu berdampingan kalo niat kita pun kuat
Bagaimana seorang Bill Gates yang memulai usahanya mulai dari garasinya, gw yakin saat itu niatnya lebih kuat dibandingkan fasilitasnya

Gw jadi keinget pertemuan gw sama Rory (anaknya salah seorang praktisi iklan ternama)
Rory udah 15 kali memenangkan Award
Gw nanya sama dia “Lo, punya rahasia khusus nggak sih (kasarannya : rahasia lo apaan sih)?”
Rory cuma jawab, “Gw buat iklan dari hati, itu aja kok”

Jumat, 30 Oktober 2009

Curhatannya Orang Logika

Sepertinya sudah terlalu lama aku berdiam diri
Bermain-main dengan dunia yang aku buat sendiri
Buta mata ini melihat segalanya berantakan
Kamar ini mulai tidak tertata, debu semakin menebal kaca
Kurasa aku mulai tidak sanggup untuk menyambut hari yang semakin rumit
Tidak ada yang lebih buruk dari itu

Hingga matahari mulai masuk perlahan
Membuat diri ini bisa sedikit bernapas dengan lega
Membuat diri ini semakin bersemangat menikmati penat
Membuat diri ini semakin senang untuk tertantang
Membuat diri ini semakin merasa berarti ketika sendiri

Mungkin ‘itu’ adalah dirimu
Mungkin itu yang aku butuhkan
Sedikit waktumu untuk membantuku perlahan
Sedikit waktumu untuk mengajakku keluar dan berlari
Sedikit waktumu untuk meringankan apa yang selama ini menjadi beban
Sedikit waktumu untuk membuatku lupa emosi yang baru saja terlontar
Karena aku terlalu muak dengan taman abu-abu yang setiap hari kudatangi

Sebatang demi sebatang yang kuhisap sudah tak mampu melampiaskan perasaan sempit ini
Namun denganmu, semua terasa cepat begitu saja, semua menjadi luas
Aku tak ingin berbicara mengenai hari esok
Tapi bisa kupastikan, ini yang aku rasakan hari ini

Selasa, 27 Oktober 2009

Sumpah Pemuda

Hari ini, 81 tahun yang lalu, terjadi peristiwa sumpah pemuda
Untuk itu, gw pengen ikut berpartisipasi di hari ini

Gw sebenernya takut banget sama sumpah
Karna sumpah jauh diatas janji (menurut gw)
Dan gw takut gak bisa ngejalanin sumpahnya
Karna sumpah sudah melampau batas emosi (menurut gw)

Tapi semoga sumpah gw yang ini bisa gw pertahankan.

Gw, Pemuda Indonesia, bersumpah :

"Akan mencintai Pemudi Indonesia..."

We are Proud!



Mungkin cuma ini yang bisa gw ungkapin, sebagai wujud apresiasi gw terhadap beragam budaya bangsa,
namun jauh dari itu, gw BANGGA

- iklan di Vibe Magazine (edisi Oktober) -

Kamis, 22 Oktober 2009

O Em Ji...

Minggu lalu dosen gw yang gemar membuat buku, bercerita
Bahwa ia akan membuat buku yang berjudul Sipon, The Truth Of Love
Buku ini bercerita tentang bagaimana perjuangan seorang istri yang dengan sabar menunggu kedatangan suami tercintanya
Suami tercintanya yang diculik oleh orang-orang yang tak dikenal, akibat menyuarakan aspirasinya
Aspirasi dari rakyat kecil terhadap keadilan, pada saat kerusuhan di depan markas PDIP beberapa tahun yang lalu
Hingga kini sang istri masih yakin, bahwa suaminya akan pulang dan kembali kepelukannya

Namun gw sedikit ngasih masukan buat dosen gw itu
Gw lebih suka kalo judulnya bukan Truth of Love, tapi Power of Love
Kenapa demikian??
Karena menurut gw, cinta itu bisa membuat kekuatan, dan kekuatan itulah yang menciptakan keyakinan untuk bertahan dengan cinta tersebut
Kekuatan itulah yang bisa menanamkan keyakinan di diri Sipon untuk tetap setia menunggu suaminya
Dan terkadang kekuatan cinta itu memang jauh diluar dugaan dan kemampuan kita
Sehingga kita pun berpikir, kok gw bisa kayak gitu ya??

Sebuah sms singkat ‘Selamat pagi…’ di pagi hari, yang kita lihat ketika kita bangun tidur, bisa membuat kita bersemangat untuk melewati hari ini, meski sudah ditunggu oleh banyak sekali tugas yang menumpuk
Seorang anak keci yang lucu, mampu menghilangkan kepenatan sang ayah setelah satu hari bekerja, ketika sang ayah pulang ke rumah dan memeluk dirinya
Sebuah kecupan manis dari suami ketika hendak melangkah untuk bekerja, membuat istrinya yakin, suami tercintanya itu akan pulang untuknya
Sebuah tepukan di pundak dari seorang sahabat, bisa melumerkan seluruh cairan kepenatan yang membelenggu
Sebuah senyuman sederhana dari seorang yang kita sayangi mampu dengan begitu saja melumpuhkan semua masalah yang ada di depan mata
Sebuah nyanyian dari seseorang kekasih untuk kita, yang mampu membuat kita seperti orang gila, dan senyum-senyum sendiri
Dan sebuah ucapan ‘Selamat tidur…’ di malam hari, bisa membuat kita tertidur dengan tersenyum dan terlelap pulas hingga memimpikan orang yang kita cintai

Oleh karena itulah, gw menyebutnya kekuatan cinta
Sebuah kekuatan yang gw sendiri sulit untuk mendeteksinya
Sebuah kekuatan yang ngebuat gw terdiam nggak berkutik, ketika disampingnya
Meskipun gw orang yang sangat berisik sekalipun
Sebuah kekuatan yang ngebuat sore ini gw bisa lari hingga 3 kali berkeliling komplek
Yang biasanya gw cuma mampu sekali aja

O Em Ji..! Apakah gw lagi menulis tentang kekuatan cinta?? Atau malahan lagi jatuh cinta??

Selasa, 13 Oktober 2009

Budaya atau Masyarakatnya yang Miris?

Isu tentang kebudayaan memang lagi hangat-hangatnya terdengar oleh kita belakangan ini. Tetapi menurut gw, alesan untuk bangga dan heboh akan kebudayaan itu disebabkan bukan dari jiwa yang tulus, tetapi karena kebudayaan kita yang mulai diakui sebagai budaya negara lain, contoh Malaysia. Negara tetangga kita yang katanya satu rumpun itu mengakui beberapa kebudayaan negara kita, seperti Reog Ponorogo, lagu Rasa Sayange, alat musik Angklung, alat musik Gamelan, dan yang paling hangat tentu saja Tari Pendet dari Bali. Tari ini terdapat di dalam iklan televisi pariwisata Malaysia.

Sontak saja hal tersebut membuat bangsa Indonesia marah dan memuncak, berbagai macam cara dilakukan untuk ‘menyerang’ Malaysia. Salah satu contoh adalah penyerangan system website computer yang berbasis di Malaysia oleh para hacker dari Indonesia.
Akhirnya masyarakat Indonesia mulai memperhatikan dan membanggakan kebudayaannya.
Seperti yg gw bilang tadi, sayangnya ketika baru ada sesuatu baru deh kita bergerak.

Hingga pada akhirnya Batik pun diakui sebagai warisan budaya Indonesia pada tanggal 02 Oktober 2009. Serentak pada hari itu ‘seluruh’ warga Indonesia memakai baju Batik. Lagi-lagi, kenapa baru tanggal 02 Oktober 2009 kemarin kita semua memakai Batik berbarengan? Itu pun setelah dikukuhkan oleh UNESCO terlebih dahulu. Tapi dibalik itu semua, gw sempet terharu dan merinding ketika pada pagi harinya gw memutuskan untuk jalan-jalan naik motor, dan mengambil foto-foto orang-orang yang memakai Batik.

Hampir seluruh masyarakat Jogja memakai Batik pada hari itu. Dari mulai pegawai negeri, karyawan swasta, pengendara motor, anak sekolahan, mahasiswa, sekuriti, supir taksi, dan bahkan gw juga menemukan pedagang/ penjual bakso keliling yang memakai batik. Gw pun bertanya sama tukang bakso itu, apa yang menyebabkan dia memakai baju Batik. “Ya saya lihat tivi mas, katanya hari ini diharuskan memakai Batik, makanya saya pakai Batik…” jawabnya dan terlihat sangat bangga ketika gw foto.
Pokoknya pagi itu menjadi salah satu pagi yang terindah dan gak bisa gw lupain di Jogja. Gw rela nggak jadi ke dokter demi mengambil foto-foto mereka.

Merasa nggak mau kalah dengan semua kehebohan tentang Batik, pada hari itu seluruh karyawan di kafe diharuskan berseragam Batik. Belum berhenti sampai disitu, logo kafe juga gw ganti Batik. Lalu pada malam harinya ada pemberian diskon 13% bagi kostumer yang memakai seragam batik pada malam itu, yang dipublikasikan lewat Twitter dan Facebook. Hasilnya? Ciri khas warna hitam putih dari kafe pun seolah digantikan dengan corak Batik dari kostumer dan juga karyawan.

Finalnya adalah, pembuatan iklan cetak bulanan kafe di Vibe Magazine (majalah hiburan) yang bertemakan Indonesian Heritage. Di iklan tersebut terdapat beberapa kebudayaan Indonesia seperti Reog, tari Pendet, tari Saman, Koteka, Angklung, dan memiliki tagline “We are Proud of Indonesian Heritage”. Yup, gw bangga dengan segala macam warisan tersebut.

Namun, baru-baru ini kebanggaan gw terhadap budaya bangsa itu sedikit menurun. Temen gw ‘dipaksa’ memutuskan hubungannya dengan kekasihnya karena kebudayaan. Kekasih temen gw itu ternyata keturunan Raden Roro, dan dia anak pertama. Dan menurut budaya tersebut, temen gw nggak boleh berhubungan dengan kekasihnya itu.

Gw ibaratkan gini, kita disuruh menCINTAi berbagai macam KEBUDAYAAN di negeri ini, tapi terkadang kebudayaan itulah kita ‘DIPAKSA’ harus merelakan orang yang kita CINTAi. Sory tulisannya besar-besar, jujur gw sangat emosi di paragraf ini.
Nggak cuma temen gw itu aja, masih banyak contoh yang lain kok. Nggak boleh sama cewek Padang, nanti kita ‘dibeli’ dan diatur-atur. Nggak boleh sama cewek Sunda, katanya boros dan sedikit matre. Begitu juga dengan Manado, denger-denger suka berpesta. Lalu jika orang Tionghoa maka harus dengan Tionghoa, begitu juga dengan Arab. Maaf bagi yang disebutkan sukunya diatas, tapi gw yakin kalian semua sudah pada mendengar tentang ini. Sungguh ironi bukan?

Setelah gw cermati lagi, ternyata bukan kebudayaanlah yang salah. Namun orang-orangnya yang salah. Karena memukul rata dalam satu kebudayaan. Dan sialnya, yang dipukul rata adalah hal-hal yang negatif! Merekalah yang membuat negara ini tidak bersatu karena persepsi-persepsi tadi. Merekalah yang membuat negara ini terpecah karena beragamnya budaya. Merekalah yang tidak mengerti tentang perbedaan. Siapa mereka? Mungkin bisa gw istilahkan, manusia kolot yang tidak mengerti zaman.

Ada yang punya masalah seperti ini juga?? ANYONE??

Buat temen gw, sabar ya… ambil hikmahnya. Mungkin lo dikasih jalan sama Allah untuk terhindar dari calon mertua yang kolot, norak, sok ngerti budaya dan nggak GAUL.

Kamis, 01 Oktober 2009

Pengalaman Menjadi Pembicara (Iklan Itu)

Di bulan puasa kemaren gw dikasih kesempatan untuk jadi pembicara
Ini pertama kalinya gw jadi pembicara, dan ngemeng di depan umum
Meski untuk lingkup yang masih kecil, tapi lumayanlah bisa sharing ilmu sama pengalaman
Dan yang paling penting buat gw juga, gw udah ada modal keberanian untuk berdiri di depan dan menghadap audiens
Gw dikasih 2 kesempatan untuk jadi pembicara
Yang pertama waktu ospek komunikasi di UGM, dan yang kedua waktu buka bersama Deadline UGM

Di kesempatan yang pertama (di UGM) gw berbicara masalah iklan
Karena gw bukan orang iklan (hanya sebuah mahasiswa periklanan yang banyak belajar tentang iklan), jadi gw ngebahas iklan dari pandangan umum aja
Meskipun bahasannya cetek tapi lumayanlah, bisa ngebuat para mahasiswa baru itu serius merhatiin gw (maaf ya adik2)

Judul gw adalah IKLAN ITU
Menurut gw…
Iklan itu SEBUAH PESAN
karena mereka bermaksud menyampaikan sesuatu, dan pasti ada sesuatu yang akan disampaikan, meskipun iklannya tanpa dialog dan copy sekalipun
Dan setiap orang membutuhkan pesan, kita ada di restoran, sms, memo, semua berkaitan dengan pesan

Iklan itu NARSIS
mereka bangga terhadap brand yang diiklankan, kayaknya gw belom pernah liat ada iklan yang gak bangga sama produk yang diiklankan
Setiap orang juga suka narsis, foto2 dimanapun berada, bangga dengan apa yang dimiliki, pada umumnya setiap orang memang butuh narsis

Iklan itu JUALAN
ya iyalah, ujung-ujungnya dari iklan adalah jualan produk, menjual produknya, meskipun iklan layanan masyarakat sekalipun, karena pasti ada brand yang muncul disitu
Manusia juga pasti pernah dan membutuhkan jualan, entah jualan handphone, mobil, baju, rumah, atau jual diri sekalipun! dan kita pasti membutuhkan itu (jualan), gak mungkin kalo kita hanya membeli terus!

Iklan itu KENALAN
Meskipun brandnya udah lama (Nike, Levi’s, Nestle), tapi pasti ada produk barunya yang keluar, dan itu membutuhkan perkenalan kepada konsumen, bener??
Begitu juga manusia, gak mungkin bisa bertahan hidup tanpa berkenalan (gak mau nerangin panjang lebar ah yang ini, pasti dah ngerti semua kok)

Iklan itu EKSISTENSI
Seorang Glenn Marsalim pernah bilang, gak ada brand yang paling bagus di dunia ini, karena mereka masih eksis beriklan, dan itu emang bener! Brand-brand yang udah gak eksis beriklan lagi pasti udah hilang deh, contoh?
You now what? Manusia juga kan… kita buat akun di FB, Twitter, My Space atau jaman dulu Friendster, karena kita sebenernya pengen ngomong “Hey, ini gua lhoooo” dan menujukkan ke orang-orang lainnya kalo kita masih eksis, meskipun di dunia maya

Dan dari rangkuman itu, gw buat kesimpulan sederhana
IKLAN ITU adalah KEBUTUHAN KITA
Semoga gw ngomong yang bener, dan nggak bikin ngamuk orang-orang iklan :)
Dan yang paling penting, semoga omongan gw itu bisa dimengerti!!!!

Selasa, 01 September 2009

Cerita Ramadhan "Ikhlas" episode 2 (sendiri dulu)

“Lo putus beneran Ram?” tanya Andra setibanya di rumah Rama
Andra adalah Sahabat Rama dari kecil, mereka tinggal satu komplek. Dipisahkan oleh beberapa blok saja. Satu-satunya orang yang mengenal Rama luar dan dalam dengan pasti ya hanya Andra, apalagi umur mereka seumuran. Mereka berdua bersahabat sudah lebih dari 15 tahun. Andra sudah dianggap menjadi bagian dari keluarga Rama, begitu juga sebaliknya. Andra langsung datang ke rumah Rama begitu mengetahui Rama dan Rini putus. Andra sangat mengerti kalo sahabatnya itu sangat membutuhkan orang untuk sharing jika ada kejadian seperti ini.
“Ya gitulah Ndra”
“Kok bisa sih?”
“Ya bisalah, apa sih yang nggak bisa di dunia ini?”
“Maksud lo apaan Ram…?”
“Gw ternyata salah Ram selama ini, i'm too selfish...”
“……………………”
Andra terdiam mengernyitkan dahinya ketika mendengar perkataan Rama barusan. Dia kaget, mendengar Rama berkata seperti itu. Seorang Rama yang super duper egois ternyata bisa juga bilang untuk jangan memaksakan kehendak dan mengakui bahwa dirinya salah. Biasanya jika kehendak atau keinginan Rama tidak terwujudkan, ia akan memakai segala cara untuk mendapatkan tujuannya itu. Tetapi kali ini tidak, ia terlihat tulus dan mengambil hikmah dari semua ini. Semua itu tergambar juga di raut wajah Rama, ia sangat tenang dan tidak kelihatan emosinya, nyaris tanpa otot nada bicaranya.
“Trus lo berencana balikan lagi Ram?”
“Untuk balik lagi gua nggak tau, tapi yang jelas sekarang biarin aja kayak gini…?"
"Lo masih sayang sama dia?" Rama hanya mengangguk

Lagi-lagi Andra terdiam, dia bingung harus bagaimana. Biasanya jika ada situasi yang seperti ini, Rama sangat emosional, dan Andra-lah yang berusaha menurunkan emosi sahabatnya itu. Namun baru kali ini Rama terdengar sangat dewasa untuk menyikapi sesuatu dan melihat sesuatu hanya tidak dari satu sudut pandang, sudut pandang seorang Rama.
“Trus lo mau gimana?”
“Gua mau sendiri dulu Ndra” jawab Rama sambil menatap Andra
“Lo yakin Ram? Padahal besok kan udah bulan puasa…” ujar Andra yang masih nggak percaya
“Ya gua mau sendiri dulu untuk sementara waktu, lagian bonyok gua juga mau ke Bali seminggu… gua mau ngerubah sifat gua, gua mau belajar untuk mengkotak-kotakkan perasaan yang ada di diri gua, kalo kemaren kayaknya cuma ada kotak emosi, ambisi sama egois, dan sekarang ada tiga hal yang pengen gua kotakkin di kesendirian gua, yaitu kebebasan, perubahan dan yang terakhir pencarian” jelas Rama
"Gua juga belajar manajemen hati gw dulu Ndra, need a time to be a man..." lanjut Rama
“Caranya lo tau lo berubah gimana?” Andra sedikit heran dengan rencana sahabatnya itu
“Gua pengen buat semacam diary gitu di laptop gua, dan gua me-review apa yang terjadi dan apa yang gua rasain dari hari ke hari, nggak setiap hari juga, mungkin 3 hari sekali… nah, nanti gua liat deh catetan gua sehari-hari itu… apakah gua lebih baik, sama aja atau malahan lebih buruk, mungkin itu cara yang oke"
“Kalo hasilnya lebih buruk gimana?”
“No, hasilnya harus lebih baik Ndra! karena itu tujuan gua, yang jelas bakal ngebunuh karakter gua yang bangke lande ini, hehe…”
“Ya nggak apa-apa lah, kalo emang karakter yang harus dibunuh itu jelek, yaudah bunuh aja, head shot kalo perlu” Andra menimpali
Andra sedikit lega mendengar Rama berkata seperti itu. Walaupun ia masih tidak percaya Rama akan berubah, atau setidaknya bisa bertahan dengan kesendiriannya itu.
“Nah, jadi sori banget Ndra, untuk beberapa hari ini lo nggak usah hubungin gua dulu deh… gua bener-bener pengen sendiri dulu, tapi kalo ntar ada apa-apa, pasti gua akan hubungin lo”
“Tenang aja Ram, gua ngerti banget kok kondisinya, asal kesendirian ini nggak ngebuat lo makin jatuh aja”
“Believe in me” jawab Rama singkat dengan senyumnya

Setelah putus dari Rini, Rama sangat terpukul, ia pun menyadari bahwa sifatnya ada yang harus dibuang dari dirinya, yaitu egois dan emosional. Jika tidak bisa dibuang, setidaknya dikurangi.Karena akibat itulah, Rama kehilangan salah satu orang terbaik yang pernah dimiliki Rama. Ia sangat menyesal sebenarnya, mengapa ia baru menyadari hal itu saat ini. Tetapi menyesal memang selalu datang belakangan. Rama pun mencoba mengambil hikmah dari itu. So, bulan puasa tahun ini, terpaksa harus dilewatkan sendirian oleh Rama, tidak seperti 2 tahun kemarin yang selalu bersama Rini - tarawih berdua, buka puasa bersama, ngabuburit dsb - Tapi Rama justru berpikir, bahwa Ramadhan kali ini adalah Ramadhan yang sesungguhnya, yaitu bulan penuh hikmah.

Tak berapa lama, terdengar azan Isya berkumandang dari masjid dekat rumah Rama. Panggilan untuk sholat Isya dan sekaligus menjadi pertanda dimulainya sholat tarawih yang pertama di bulan Ramadhan 1430H ini, Marhaban Ya Ramadhan! benak Rama...

(bersambung)

Masih Banyak yang Lebih Penting

Bulan Agustus ini gw ketemu 2 orang yang hebat menurut gw, yang sangat inspiring buat gw
Mereka berdua adalah sama-sama orang iklan
Tapi bedanya, yang satu udah lama melanglang buana
Yang satu lagi sedang mencoba melanglang buana
Dari 2 orang itu, cuma satu ilmu yang gw dapetin,
bukan ilmu tentang bagaimana membuat iklan yang benar, bukan ilmu bagaimana cara pitching yang oke di depan klien, bukan ilmu bagaimana proses brainstorming yang bagus
Tapi ilmu tentang kehidupan, ilmu bagaimana kita menempatkan diri kita dalam hidup ini

Orang hebat pertama adalah Glenn Marsalim
Buat yang suka pada dunia iklan, pasti udah sering banget dengerin nama ini
Dan mungkin baru-baru ini bukan hanya orang-orang iklan aja yang kenal dia, tapi Indonesia nampaknya sudah mulai mengenal bahwa ada 2 Glenn yang sama-sama hebat di negeri ini selain Glenn Fredly
Beberapa minggu yang lalu, GM (disingkat aja ya) banyak wara wiri di TV ONE, AN TV, berkat jasanya di Indonesia Unite (sebuah hesitate dari para pengguna Twitter) membuat ide Baju BOLBAL,
yaitu baju-baju Manchester United yang tidak laku, lalu dibalik bajunya dan diberi logo Indonesia Unite, yang menunjukkan bahwa kita tidak takut, dan juga turut membantu para pedagang yang nyaris mengalami kerugian yang besar
Ide yang brilian bukan? Udah ah, gak usah diterusin, nanti marah-marah si GM, hehe

Dari awal gw mengenal sosok GM, gw dah tau kalo dia orang yang hebat
Begitu gw tau kalo GM jadi pembicara di acara Pinasthika Award (acara anugerah insan periklanan) di Jogja awal Agustus kemaren, gw langsung memastikan diri untuk dateng
Dan benar dugaan gw, waktu sesi GM bicara, audiensnya paling banyak, paling seru, dan paling antusias
Sebelum sesi itu, gw semopet ketemu GM waktu coffee break, ternyata GM masih kenal, sama gw, beruntung lagi GM adalah seorang freelancer dan dia baru pulang ke Jakarta sekitar tanggal 13 Agustus, langsung aja gw ajak ketemuan di beberapa hari berikutnya
Waktu kita ketemuan di Angkringan Pendopo Dalem, gw mengajukan usul ke GM, kalo gw mau ngebuat Indonesia Unite di Jogja, gw mau jual bajunya, dan gw mau buat semacam social campaign dengan backing atau embel-embel Indonesia Unite
Dan ternyata Glenn ngasih tanggepan yang nggak gw sangka, “Emangnya Jogja butuh Indonesia Unite ya?”
“Emangnya kalian terpengaruh ya kehidupannya karena peristiwa bom kemaren, enggak kan?”
“Coba deh cari masalah yang ada di Jogja, di sekitar kamu, dan itu yang kamu bantu”
“Mikirin kehidupan tuh nggak perlu jauh-jauh, di sekitar kita banyak kok yang lebih penting”
Sebuah tanggepan yang malahan nggak ngebuat gw ngedrop, tapi justru ngebuat gw mikir, masih banyak yang lebih penting di sekitar gw, di tempat gw hidup sekarang ini, buat apa gw terlalu jauh memikirkan negara ini, kalo di sekitar gw aja masih keteteran
Thanx Glenn…

Orang berikutnya bernama Dendy Triadi, dia ini kakak angkatan gw ketika gw di UGM
Dia sekarang juga jadi freelancer di Jakarta
Banyak banget quote tentang hidup yang gw dapetin dari DT (disingkat lagi aja ya namanya)
Beberapa hari yang lalu gw ketemuan di Kedai Poci Unik sama DT, Ruri, dan Rizal
Kita banyak sharing tentang pekerjaan, terutama karena si Rizal mau cabut ke Jakarta dan mencoba ngadu nasib disana, soalnya ‘kontrak kerja’nya di Jogja udah tamat
DT sempet bilang, “Gua gak mau hidup sukses, tapi gua mau hidup selamat” kata-kata ini sempet dijadiin status di Yahoo Massengernya besoknya
DT nyoba ngomong kalo jangan sampe kita terlalu ngoyo buat hidup, karena nanti waktu kita akan lebih sedikit untuk menikmati hidup
Dia juga bilang kalo, dia lebih bisa melihat kehidupan yang sebenernya waktu dia memutuskan untuk menjadi seorang freelancer ketimbang menjadi seorang karyawan
“Bukan berarti gw matahin semangat lo untuk jadi karyawan agency periklanan ya Jal…” sindir DT kepada Rijal, spontan ngebuat gw sama Ruri ketawa ngakak
Thanx Den…

Dan ternyata gara-gara Dendy ngucapin pendapatnya itu, gw jadi kepancing curhat
Gw ngerasa ketika gw sendir sekarang ini (baca Jomblo!), gw justru lebih bisa tersenyum kepada hidup
Emang sih terkadang kesepian dateng ngampirin gw, tapi itu nggak seberapa jika dibandingkan apa yang gw dapetin sekarang
Gw punya banyak kesempatan untuk menunjukkan bakat gw, gw punya banyak kesempatan untuk bertemu orang-orang hebat, dang w punya banyak kesempatan untuk mendapatkan hidup
Apa yang dulu gw pikir kecil justru sekarang terlihat besar, yaitu anugerah dalam hidup
Apa yang dulu gw pikir besar justru sekarang terlihat kecil, yaitu percintaan
Meskipun jujur kalo gw juga tetep butuh percintaan, tapi mungkin gw nggak mau matok untuk menjadi sebesar pandangan gw dulu
Karena dengan pandangan gw seperti itu, gw yakin, gw akan mendapatkan percintaan yang lebih besar dari pandangan gw dulu,
Setidaknya sama besarnya dengan pandangan gw terhadap hidup, saat ini

Kalo gw lagi iseng baca-bacain status orang di facebook, gw rasanya gemes banget pengen ngomong (mengutip salah satu lagunya Maliq & D’essentials):
“Buka mata, hati, telinga, sesungguhnya masih ada yang lebih penting dari sekedar kata cinta yang kau inginkan, yaitu hikmah dari anugerah dunia yang sesungguhnya”

Kamis, 27 Agustus 2009

Cerita Ramadhan "Ikhlas" episode 1 (putus)

“Kamu kemana aja sih Ram… ini kan udah jam tujuh kurang!” ujar Rini di teras rumahnya
Rini agak kesal ketika melihat Rama datang, dan tanpa merasa bersalah.
“Sori deh… tadi ada latian band dadakan gitu, aku disuruh gantiin drummernya Roy , buat maen di kafe” jawab Rama dengan santai.
“Ya tapi kan kamu bisa ngasih tau dulu sebelumnya, sms emang nggak bisa?”
“Bisa sih, tapi menurutku ntar aja… lagian cuma nganterin kamu beli buku doang kan?”
“Doang kamu bilang!?… semua jadwal aku tuh jadi berantakan tau nggak… aku tuh rencananya mau ke tempat Farah abis beli buku, mau ngerjain tugas!”
“Ya sori …”
“Kamu tuh selalu ngegampangin urusanku ya Ram, dan ini bukan yang pertama atau kedua kalinya… kamu sering banget kayak gini… sering Ram!” Rini sudah tak bisa menahan emosinya lagi
“Kok kamu jadi nyudutin aku gitu… pake ngungkit-ngungkit yang dulu lagi!” Rama juga mulai naik emosinya
“Ya abis gimana lagi… selalu aja kayak gini… asal kamu tau ya Ram, buku itu penting banget, dan itu buat tugas yang harus dikumpulin besok”
“Ya udahlah… sekarang mau gimana kalo udah kayak gini??”
“Aku capek Ram… aku mau putus”

Akhirnya terucap juga kata ‘ingin putus’ dari Rini. Meskipun sudah berpacaran lebih dari 2 tahun, tetapi beberapa bulan belakangan ini, Rini sudah ingin putus dari Rama. Rini sudah tidak sanggup. Makin lama, sifat egois Rama makin menjadi. Belum lagi emosinya yang sangat meledak-ledak. Meskipun begitu, jauh di dalam lubuk hatinya, Rini tetap sayang sama Rama, dan dia tetap yakin, kalau cowok egois dan emosional itu bisa berubah.
Sontak saja perkataan Rini tadi membuat Rama kaget.
“Apaan sih kamu… kayak anak kecil aja, gini aja minta putus”
“Ram… aku serius”
“Aku nggak mau!” dengan tegas Rama menolak
“Ram… udahlah… kesabaran aku bener-bener habis untuk ngadepin kamu”
“Rin, ayolah… masa gini doang putus! Aku janji deh bakal berubah” Rama sedikit ketakutan kali ini
“Telat Ram… sebenernya udah lama aku nahan ini, tapi aku nyoba untuk sabar dan meyakinkan diri aku bahwa kamu itu bisa berubah… tapi harapan itu selalu bertepuk sebelah tangan Ram, hasilnya nol… lama kelamaan aku semakin nggak kuat ngadepin kamu Ram…”

Suasana yang sempat ‘panas’ tadipun menyurut.
“Rin… aku sayang banget sama kamu, kalo aku bilang aku akan berubah gimana?” ujar Rama sungguh-sungguh dengan nada memelas sambil memegang tangan Rini
Tetapi tak berapa lama tangan Rama dihempaskan oleh Rini.
“Ram… its too late, kamu dah sering banget ngomong kayak gini, pasti besok-besok akan kayak gini lagi… ini keputusan yang terbaik buat kita berdua Ram”
Sesaat Rama dan Rini pun terdiam.
“Rin, kamu bener-bener serius dengan omongan kamu?”
Rini hanya mengangguk
Rama terdiam, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi malam ini. Sesaat dirinya berharap ini hanya mimpi.
“Yaudah Rin… kalo itu memang keputusan yang terbaik untuk kita berdua… aku bisa terima ini” ujar Rama sembari menatap Rini dengan tajam, jauh di lubuk hatinya, Rama sangat menyesal.
“Ram, maafin aku ya… kalo aku buat kamu kecewa, dan aku nggak kuat”

Rama lalu menghela nafasnya sesaat.
“Rin… semua ini salah aku, aku emang terlalu egois buat ukuran manusia… gila ya sampe-sampe kamu yang sangat sabar aja nggak tahan sama aku… aku juga…”
“Ram… please jangan diterusin, aku sedih” Potong Rini, yang nggak kuat menahan rasa sedih dan air matanya
“Aku juga mau minta maaf Rin… atas perlakuan aku ke kamu selama ini… dan juga gara-gara aku, jadwal kamu berantakan malam ini, sampein juga ke Farah ya…” ujar Rama dengan tersenyum kecil sembari mengelus rambut Rini
Rama terdiam untuk beberapa saat,
“Aku… pulang dulu ya Rin… thanks udah nyadarin aku… thanks juga udah sabar ngadepin aku selama ini, semoga kamu dapetin yang lebih dari aku”
Rama pun bergegas mennuju pagar dan mobilnya, sebelum masuk ke dalam mobilnya, Rama sempat memberikan senyumannya kepada Rini. Sebuah senyuman ikhlas dari seorang yang sangat emosional.

Ram… kenapa baru sekarang aku bisa ngeliat senyuman itu dari kamu? senyuman yang bener-bener ikhlas dan tulus, yang selama ini nggak pernah aku liat… kenapa kamu baru bisa kayak gini setelah kita putus? maafin aku Ram, udah nyakitin kamu dan ngecewain kamu. Aku juga tau, aku pasti akan sedih banget kehilangan kamu, tapi aku cuma ingin kamu berubah Ram, dan aku rela kalo harus kehilangan kamu, kalo itu bisa ngebuat kamu menjadi lebih baik. Thanks Ram, udah buat aku mengenal apa itu egois, gengsi, emosi, dan yang terakhir… apa itu ikhlas. ujar Rini dalam hatinya ketika melihat Rama pergi, pergi meninggalkan dirinya dan mungkin untuk selamanya.

(bersambung)

Curhatan Kosong

Seharusnya lo tau
Bagaimana dia selalu nyolong curhat tentang kisah cinta kalian, ketika kita lagi ngobrol
Ngebuat gw berpikir, “Gak bosen2 apa ya nih orang cerita itu terus?”
Seharusnya lo tau
Bagaimana reaksi dia ketika ngedengerin lagu ‘Sekali Ini Saja’ Glenn Fredly
“Damn, lagu gua niiiih!!”,hanya itu yang dia ucapkan
Seolah-olah Glenn Fredly ngebuat lagu itu karena tersinspirasi dari kisah dia
Seharusnya lo tau
Bagaimana ekspresinya kalo disindir tentang lo
Mukanya merah,
bukan karena malu, bukan karena nahan kentut, tapi mungkin karena warna cinta itu merah, makanya mukanya merah

Semestinya lo tau
Kalo dia selalu menggabungkan nama kalian di setiap kesempatan
Main games di komputer, nama akun di dunia maya, padahal namanya cuma satu suku kata, tapi tiba-tiba berubah jadi 3 suku kata
Semestinya lo tau
Kalo dia selalu ingat kejadian demi kejadian yang pernah kalian lewati
Seakan-akan kalo dia adalah sebuah komputer, dia punya folder yang nggak bakal dihapus, dan diprotect anti virus tercanggih biar nggak hilang datanya
Dan sudah disusun dengan rapih tentunya
Semestinya lo tau
Kalo dia selalu bilang “Woy!! Dia hubungin gueee” ketika lo hubungin dia, lewat cara apapun
Lo tuh punya stopping power yang paling hebat dan paling berpengaruh buat dia
Kalo lo adalah sebuah iklan dan dia adalah target audiens lo, maka iklan lo sangat berhasil

Sewajibnya lo tau
Dia udah nulis puluhan bahkan ratusan tulisan dan puisi tentang lo, tentang kalian
Sampai detik ini, dia belum nyerah untuk kehabisan kata-kata tentang lo
Sewajibnya lo tau
Dia emang gak pernah bilang kalo lo itu orang yang paling ngerti dia
Dia emang gak pernah bilang kalo lo itu orang yang paling dewasa untuk dia
Tapi dia bilang, “Dia itu orang yang pas untuk gua”
Sewajibnya lo tau
If there sombedy, calling him on, you’re the one,
yes you’re the one!

Dan kali ini gw gak ngerti
Apakah lo harus tau, atau lebih baik gak tau
Kalo dia itu gw

Kamis, 20 Agustus 2009

Happy Fasting!








Happy Fasting!

Subtitusi

Ada seorang gadis, katakanlah namanya Salma
Salma tinggal di sebuah desa yang jauh dari kota
Salma sangat suka dengan buah mangga,
Menurutnya, mangga adalah buah yang paling manis, segar dan menyehatkan
Hingga Salma pun menanam pohon mangga yang diletakkan persis di depan jendela kamarnya
Salah satu kegundahan Salma adalah, ketika menunggu mangga-mangga itu berbuah
Dan salah satu kebahagiaannya adalah, ketika mangga-mangga itu berbuah
Selain pohon mangga, di rumah Salma juga terdapat pohon apel
Namun sama sekali Salma tidak menggubris apel-apel tersebut, yang dinantikannya hanyalah mangga
Bisa dibilang, Salma ketergantungan dengan buah berwarna kuning tersebut
Hingga suatu hari, pohon mangga itu mati
Bahkan tak mungkin bisa untuk tumbuh lagi
Jelas hal tersebut membuat dirinya sangat sedih, dan merasa akan hilang kebahagiannya

Beberapa hari setelah itu pohon apelnya berbuah banyak
Salma yang kemarin-kemarin sangat mengabaikan pohon apel ini, kini perlahan dia menghampiri pohon tersebut, terus mendekatinya hingga berjarak kira-kira satu meter di depannya
Dipandanginya buah-buah yang berwarna merah tersebut
Salma sebenernya ngerti, kalo buah apel juga segar dan menyehatkan, tapi menurutnya, mangga jauh lebih nikmat dari apel
Awalnya memang nggak rela, tapi akhirnya Salma mencoba satu buah apel
Setelah memakan habis satu buah apel,
Salma pun yakin, meskipun gak semanis mangga, tapi kebahagiaannya dengan mangga akan bisa tergantikan dengan buah apel

Gw ngerasa hidup ini nggak jauh beda sama cerita Salma tadi
Apalagi gw tinggal di kota yang sangat rawan dengan pergantian, datang dan pergi
Namanya juga kota pelajar, banyak banget pendatang disini
Sehingga yang namanya perpisahan nggak bakal bisa terelakkan
Beberapa bulan ini gw ngerasain banget kehilangan sahabat-sahabat gw
Ada sahabat gw yang musti pulang ke kota asalnya, karena sudah selesai ‘pekerjaan’ kuliahnya di negeri orang
Ada sahabat yang musti nikah, ada sahabat yang keterima kerja di tempat lain, ada sahabat yang melanjutkan kuliah di tempat lain dll
Sedih pastinya,sampe gw mikir konyol, “Nggak mau punya sahabat ah! Nanti pasti sedih kalo pisah”

Seperti cerita Salma, gw pun seperti ketergantungan dengan beberapa orang
Ketika mereka pergi ,
Gw mirip orang gila di jalanan yang nggak tau mau jalan kemana
Gw disorientasi
Gw kehilangan pegangan
Meskipun teknologi semakin canggih, ngebuat dunia tanpa batas, namun tetep aja beda
Karena itu nggak nyata, menrut gw itu sama aja

Tapi ternyata hidup ini seperti pertandingan sepakbola, bola basket, voli dsb
Selalu ada pengganti untuk pemain yang keluar
Seperti Salma
Masih ada buah apel, untuk menggantikan buah mangga yang sudah gak bisa tumbuh lagi
Hari demi hari gw ketemu sama beberapa orang yang gw yakin, bisa ngebuat gw bahagia lagi
Gw ketemu beberapa orang baru, yang bisa ngebuat gw ngomong “Hidup itu berwarna!” lag
Dan ngebuat gw bisa belajar, bahwa gw nggak harus cemas dengan perpisahan
Karena inilah hidup yang sebenarnya,
Meski gak semanis mangga, tapi ternyata kita gak harus membutuhkan yang manis untuk membuat kita bahagia

DO! for Indonesia



Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta

64 tahun lalu, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia membacakan proklamasi kemerdekaannya melalui putra bangsanya, Soekarno dan Hatta
Indonesia menyatakan bahwa pada hari tersebut negara ini sudah merdeka dan terbebas dari penjajahan selama lebih dari 300 tahun
Begitu gigihnya para pejuang saat itu, hingga kita bisa merasakannya hingga saat ini
Namun sedikit demi sedikit kemerdekaan itu mulai ternodai, bahkan semenjak dulu
Agresi militer 1 dan 2, pemberontakan G 30 S PKI, Pemberontakan GAM
Saat ini pun demikian, mulai dari masalah nasional : Pemboman oleh teroris, di bebrapa tempat, Bali, gereja pada malam natal, Hotel Mariott
Hingga masalah sosial, kelaparan, pengangguran, anak jalanan, putus sekolah, kemiskinan, dan masih banyak lagi tentunya
Membuat gw bertanya, dan mungkin kita semua juga, apakah kita sudah benar-benar merdeka?

Apakah kita sudah benar-benar merdeka? Jika setiap kita berhenti di lampu merah kita didatangi oleh ibu-ibu yang menggendong anaknya sambil meminta-minta uang
Apakah kita sudah benar-benar merdeka? Jika kita selalu kesulitan mengurus hal-hal yang berbau birokrasi
Apakah kita sudah benar-benar merdeka? Jika kita sering terganggu dengan polusi limbah sampah
Apakah kita sudah benar-benar merdeka? Jika kita selalu mengeluh tentang kemacetan
Tidak perlu dijawab, tapi direnungkan, dan cari solusinya

Banyak orang yang berteriak tentang patriotisme
“I love Indonesia”
“Untukmu Indonesiaku”
Tapi apa itu yang dibutuhkan oleh negara ini
Hanya sekedar teriakan-teriakan lantang
Setelah itu? Begitu saja ditelan bumi, tertiup angin

Saatnya kita berbuat sesuatu untuk negeri ini
Kita gak usah repot-repot membantu datasemen 88 menembaki teroris
Kita gak perlu repot-repot membantu memberikan nasihat kepada bapak presiden
Kita gak perlu repot-repot berperang seperti Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, Soedirman, dll
Tapi cobalah dengan hal-hal kongkrit yang ada di sekitar kita
Buang sampah pada tempatnya, membuat penghijauan, menghemat listrik, membuat recycle dsb
Karena hal yang besar itu terjadi karena ada hal-hal yang kecil

Terima kasih kepada warga-warga Indonesia yang sudah berbuat sesuatu untuk negeri ini
DO! For Indonesia

Dirgahayu Indonesia yang ke 64!

Jumat, 14 Agustus 2009

Yang Penting Hepi!

Jogjakarta, 12 Agustus 2009
02:01

Kopi lampung yang gw minum beberapa jam yang lalu begitu, bener-bener maknyus khasiatnya
Padahal gw cuma minum setengah gelas aja, karena sebenernya kopi itu buat temen gw, yang lagi sibuk ngedesign di kamar gw
Tapi siapa juga yang tahan ngeliat kopi tergeletak begitu saja di sebelah kita, yaudah gw abisin deh setengah dari gelasnya
Sampe jam menunjukkan pukul 2 pagi, gw masih melek, dan masih bisa nulis ini

Gw sebenernya juga nggak ngerti mau nulis apaan, yang jelas gw sekarang lagi di belakang kedua temen gw yang lagi asik maen bola di PS, trus yang satu lagi tetep asik ngedesign
Karena nggak ada kerjaan, laptop pun gw nyalain
Gw puter lagu Agnes Monica yang judulnya Cintaku Tlah Diujung Jalan, langsung aja sekujur tubuh gw merinding mellow
Gw buka facebook, meskipun gw gak ngerti mau nulis status apaan
Meskipun gw gak ngerti mau upload foto yang mana
Akhirnya gw cuma buka-buka profile temen-temen gw, terutama profile yang fotonya berdua sama pasangannya (gak tau kenapa, gw pengen aja)
Lucu-lucu deh fotonya
Ada yang lagi pada mendelik keatas matanya, ada yang lagi pada monyong bibirnya, ada yang ceweknya nutup idungnya sambil berekspresi kebauan trus yang cowok ngangkat keteknya,
Ada juga pasangan yang menunjukkan kedewasaan fotonya, kayak waktu lagi di acara resmi gitu, yang cowok pake jas, yang cewek pake gaun
Seruuu yaaa!! Pasti saat itu mereka lagi bahagia

Ada juga yang jam segini masih sibuk kirim-kiriman wall
“Ih, kamu kok belum tidur jam segini?” di wall yang cewek
“Iya niii… lagi makan coklat, nyam nyam” balas yang cewek beberapa saat kemudian
“Ihhhh, nggak bagus tau makan coklat” gak lama yang cowok bales
“Hehehehehe…. nyam nyam” yang cewek tetep aja sibuk makan coklat
“Dasarrrrr kamu ni, :p” bales yang cowok

“Beibh… jangan tidur dulu yaaaa, aku masih ngerjain tugas niiiii” di wall yang cowok
“Iya cerewet! Aku nggak tidur kok :p” gak berapa lama di bales si cowok
“Makaciiih beeibh :)” dibales lagi sama yang cewek
Seru yaaa!! Pasti mereka lagi bahagia

Gak peduli yang cewek ngeyel tetep makan coklat jam segini
Gak peduli yang cowok udah sengantuk apapun
Tapi dia rela nungguin kekasih hatinya itu belajar
Gak peduli yang cewek itu ngebossnya minta ampun
Tapi yang cowok tetep sabar nasehatin ceweknya
Nggak peduli yang cowok sesibuk presiden
Tapi yang cewek tetep setia seperti ibu presiden

Gak peduli yang cowok cuek, galak, suka ngatur, atau yang lainnya
Gak peduli yang cewek ngeyel, cerewet, keras kepala, kayak anak kecil dsb
Selama mereka bahagia, selalu ada pengecualian untuk itu
Ironis banget, kalo punya pasangan yang good looking, pinter, tajir melintir baik, dewasa, tapi nggak bahagia hatinya
Karena menurut gw, yang dicari dari suatu hubungan adalah kebahagiaan, bukan kebaikan sifat seseorang
Dan dengan cinta yang mereka punya itu, maka mereka bahagia

Kayaknya udah mulai ngelantur aja nih tulisan gw
Biarin deh, daripada bengong!
Sekarang kayaknya gw ngerti mau upload apa,hehehe

Jumat, 07 Agustus 2009

Tipe Orang-Orang di Kafe (OWN Kafe)

Kerja di kafe ngebuat gw semakin terbiasa dan semakin mengenal karakter-karakter yang ada di dalam kafe. Inilah beberapa tipe yang gw deskripsiin buat mereka:

Tipe Multi Level Marketing (khusus sang presentator)
Deteng pake jas berwarna gelap, kemeja dalemnya tabrakan warnanya (kadang merah kadang ungu bahkan kadang warnanya pink!). Biasanya minumannya hot tea dan dia bisa tahan minuman seukuran cangkir itu sampe dua jam lebih. Nb : kalo ketawa agak maksa (ABS abeezzz)

Tipe PDKT
Duduknya adep-adepan, nyari tempat yang agak jauh dari speaker. Biasanya (yang cowok) kalo ditanyain sama waitress “mau mesen apa mas?”, cowok itu justru ngelempar ke ceweknya, “kamu aja duluan”. Minuman untuk mereka biasanya ice chocolate atau minuman yang lazim. Terkadang kalo didatengin SPG cowoknya nggak berani ngeliatin SPG itu lama-lama.

Tipe Pacaran
Biasanya tipe ini ada 2, tipe pacaran yang masih baru dan tipe pacaran yang udah lama

1.Tipe Pacaran yang Masih Baru
Satu laptop berdua, biar duduknya bisa sebelah-sebelahan. Bahkan kalo nggak ada laptop duduknya tetap sebelahan (pemandangan ini sering terjadi). Minuman untuk mereka biasanya yang hot, biar bisa lama kali ya? Terkadang mereka juga sering buka facebook dan melihat orang-orang yang komentar tentang hubungan mereka yang masih baru itu.
Kalo ceweknya mau kencing, yang cowok setia mendampingi, mungkin biar ceweknya nggak nyasar ke kamar ganti.

2.Tipe Pacaran yang Udah Lama
Dua-duanya bawa laptop, yang cowok asik download, yang cewek asik buka facebook. “Sayang, liat nih… temenku ada yang komen status aku”, ujar yang cewek. “Iya ya.. bentar, nanggung nih” jawab yang cowok (padahal baru 25% download-nya)

Tipe (yang merasa dirinya) Cewek Seksi
Gw suka pengen nanya sama tipe ini, kalo ngeliat mereka lagi di kafe pas malem-malem. “Mbak, maaf… mbaknya nggak kedinginan?” semoga kalo gw punya keberanian untuk itu, mereka akan membeberkan rahasianya.

Tipe Mahasiswa Ngerjain Tugas/ Nyari Data
Tipe seperti ini punya kata ajaib di setiap kalimatnya, yaitu 'dulu'. Contoh :“ Pesen mineral water/ reguler coffee/ ice espresso aja dulu mba..” ujarnya tanpa melihat menu. Kata-kata ‘dulu’ biasanya sama maknanya dengan ‘aja’ atau (biar lebih jelas) ‘aja deh’.
Tipe ini nggak jauh beda dengan orang autis, kadang-kadang suka kegirangan dan marah-marah sendiri

Tipe Orang-Orang Kantoran
Lebih cepat lebih baik! mungkin itu kalimat yang tepat untuk tipe ini. Paling lama 1 jam mereka bertahan, biasanya pesen French Fries dan café latte untuk minumannya. Satu kalimat yang sering keluar dari tipe ini, “Mba… Koran hari ini ada?”

Tipe Yang Lagi Pengen Sendiri/ Melankolis People

Biasanya tipe seperti ini membawa headset sendiri dan memilih lagu dari laptopnya. Pesenannya yang anget-anget, dan nggak banyak bicara.

Tipe Rombongan Penggila Dunia Maya
10 menit pertama mereka rame, berisik dan saling bercanda. Tetapi 2 jam 50 menit berikutnya nyaris tanpa suara. Sesekali mereka saling intip laptop satu sama lain. Tipe seperti adalah tipe-tipe yang paling sering memberikan 'hadiah' kepada kafe berupa putungan-putungan rokok di dalam asbak.

Tipe Rombongan Liburan (dari Bandung or Jakarta)
Tipe ini sedikit autis dengan blackberry-nya. Sibuk upload status, kadang-kadang nanya sama guide-nya (biasanya orang jogja), "kafe ini namanya apaan tadi?", "eh, ini nama daerahnya apaan?". Tipe yang kayak gini juga suka memuji harga yang tertera di menu "Gila! murah banget...", atau membandingkan dengan kafe/ tempat nongkrong di tempat asal mereka "Oh kafenya mirip 'kafe itu' ya...".

Tipe Clubber
Datengnya biasanya malem-malem sekitar jam 10 keatas. Bajunya ngejreng dan mini buat yang cewek, kalo yang cowok rambutnya sangat klimis. Rombongan ini minimal berjumlah 5 orang. Mereka nggak ada yang bawa laptop. Pengganti laptop biasanya kartu remi. Minumannya yang dingin-dingin dan berwarna (mungkin biar bisa minum yang ‘anget-anget’ pas clubbing, wedang jahe?).
Tipe seperti ini, suaranya mengalahkan playlist yang lagi diputer di kafe.

Tipe Bapak-Bapak (rekan-rekan atasan)

Tipe seperti ini seringkali membuat onar, hehehe. Nuduh-nuduh nggak jelas, sedikit pelupa (biasanya sama hal-hal yang kecil, seperti kunci kendaraannya). Minumannya regular coffee, nongkrongnya dari sore sampe tengah malem, kerjaannya ngomongin bangunan atau design. Oia, meskipun mendapatkan julukan bapak-bapak tapi bercandaannya lebih parah dari anak-anak muda, dan suka ledek-ledekkan juga!

Tipe Temen-Temennya Karyawan
Pesenannya jus, gerombolan, dan mainannya UNO! Lama nongkrongnya melebihi satu kali pertandingan bola plus perpanjangan waktu plus adu penalti. (tipe ini menyudutkan kepada rombongan tertentu kayaknya)

Tipe Karyawan Kafe
Kalo lagi awal bulan biasanya ikut memesan makanan atau minuman, Tapi kalo pas akhir bulan atau lagi pengen nabung biasanya tipe ini suka berjalan sendiri ke dapur, ambil cangkir/ gelas dan membuat minumannya sendiri. Untuk kebiasaan ke dapur itu, biasanya terjadi dua sampai tiga kali per harinya. (curhat?)

Tipe Mencurigakan
Sendirian, gak mesen apa-apa, celangak-celunguk (ini maling apa kostumer?)

Tipe yang seperti apa anda?

Kamis, 06 Agustus 2009

Ilmu Mencari Ilmu

Nggak ada orang yang merencanakan kesendirian dalam hidupnya, begitu juga gw
Disaat gw sendiri kayak sekarang, selain kewajiban sebagai buruh di kafe, nyaris nggak ada kerjaan lain buat gw
Kuliah libur 2 bulan, nggak ambil semester pendek, temen-temen pada pulang kampung, ada juga yang udah pada lulus
Akhirnya gw sering mendedikasikan diri bersama beberapa orang tua (sahabat - sahabat atasan gw) di kafe sore-sore (daripada nggak ada kerjaan sama sekali)
Maklum, umur gw mash terlalu dini ketika gw pertama kali nyebur di kafe ini
Orang-orang yang sepantaran sama gw ya cuma temen-temen gw aja yang setia nemenin gw kalo gw lagi di kafe, yang lainnya ampun dije…hehe
Ada satu hal yang gw dapetin dari mereka (para sahabat-sahabat atasan gw),yaitu ilmu tentang salah satu cara bagaimana mencari ilmu

Udah lama banget gw pengen minta diajarin design sama Mas Dimas (salah satu sahabat atasan gw)
Dia punya usaha design perumahan, design logo dll
Tapi dia selalu bilang, “iya, nanti ya…”
Sampe suatu siang, waktu ada shooting film indie di kafe, tiba-tiba Mas Dimas manggil gw
“Ga… sini bentar”
“Apaan mas?”
“Kamu mau belajar design kan?”
“Wah, mau banget mas!”
“Nih, kamu liat, 5 menit”
Mas Dimas kemudian ngeluarin map dari tasnya, sebuah map buat perumahan yang isinya ada beberapa gambar rumah, denah, dan juga spesifikasinya
Map berwarna hijau itu juga dipenuhin grafis-grafis yang lumayan simple tapi ribet juga bikinnya
Awalnya gw heran, tapi gw nurut-nurut aja
Sekitar 5 menit kurang gw bolak-balik map berwarna hijau itu
“Udah nih mas, trus kenapa?” gw pun heran
“Yaudah, aku minta kamu buatin design map kayak gitu”
“Buatnya simpel aja, temanya eksklusif, nama perumahannya Villa Indah Situgunung, gambar-gambar rumahnya kamu download dulu aja di internet”
Gw bengong denger perkataan Mas Dimas tadi, belom sempet gw jawab, Mas Dimas udah ngelanjutin omongannya
“Biasanya waktu normal ngerjain design ini tuh 10 jam, trus kalo hasil kamu bagus yaudah kamu kasih harga design kamu itu, sekalian kamu belajar buat harga atas design kamu kan?”
“Besok sore kita ketemu ya Ga…”
“Oke mas!” cuma itu yang keluar dari mulut gw

Gw langsung hubungin Mikdad, temen gw yang jago design dan bisa gw ajak kerja bareng
Maklum, walaupun basic gw emang berhubungan sama design, tapi gw belum sampe tahap itu
Malem harinya gw sama Mikdad pun sibuk garap kerjaan tersebut
Kita buat dua konsep, satu konsep Mikdad dan yang satu lagi konsep gw
Konsep Mikdad lebih berwarna, dan konsep gw sangat minimalis dengan sedikit sentuhan garis-garis melengkung
Gw juga sekalian belajar design sama Mikdad malem itu,
dan banyak banget yang gw dapetin, bukan cuma ilmu, tapi juga ide
Salah satunya adalah, gw pengen buat usaha kecil-kecilan sama Mikdad, dalam bidang design tentunya

Besok sorenya gw ketemu sama Mas Dimas
Gw kasih unjuk 2 konsep yang kita buat, dan ternyata yang dipilih adalah konsep yang punya gw, alhamdulillah!
Meski dengan beberapa revisi tentunya
Setelah gw selesai nunjukin konsep-konsep tadi, Mas Dimas bilang “Yaudah Ga.. kamu dah lewat satu level”
“Maksudnya?” tanya gw heran
“Yaudah, tuh kamu dah bisa design toh… walaupun nggak semua kamu yang design, tapi yang penting kan konsepnya… ngapain aku musti ngajarin lagi”
Speechless gw ngedengerin perkataan Mas Dimas tadi
“Ga… terkadang kalo kita mau belajar, belajarlah dengan diri kita sendiri dulu” kalimat penutup dari Mas Dimas

Selasa, 04 Agustus 2009

Hidup ini Pilihan

Tanpa kita sadari, jika kita lihat dari sudut pandang yang lain
Hidup ini bisa berupa serangkaian pilihan-pilihan yang harus kita pilih dan kita putuskan
Pagi-pagi saja, kita sudah disuguhi pilihan :
Mau pake baju kerja yang mana ya hari ini? Buat yang udah kerja, atau
Mau pake celana abu-abu yang mana ya? Buat anak SMA

Gw pernah punya temen seorang penjudi bola kelas mahasiswa
Sewaktu Piala Dunia tahun 2006, dia berhasil mendapatkan 30 juta dalam waktu satu bulan
Banyak yang gw pelajarin dari dia, bagaimana melihat situasi dan bagaimana melihat ‘sandiwara’ di dunia sepakbola
Dia punya arsip seluruh pertandingan liga elit Eropa dari tahun 90-an, dari mulai hasil akhir, waktu main, tempat main, pencetak gol, dll
Semua itu tersimpan rapi di dalam satu lemari khusus
Kalo dia mau taruhan, dia jarang banget liat taktik yang digunakan kedua pelatih, mungkin cuma sekitar 15% paling mentok
Dia pernah bilang ke gw “Kalo kamu mau main judi bola, kamu jangan sampe punya tim favorit, karena kita nggak bakalan adil”
Dan gw ngeliat bener, pendapat gw tentang hidup itu adalah pilihan, ada di dalam dirinya (dan mungkin penjudi lainnya)

Sebelum mulai berjudi, penjudi harus memutuskan, apa kita ingin berjudi apa nggak?
Setelah itu ia juga harus memutuskan, judi yang seperti apa yang akan kita mainkan?
Apakah tebak skor, apakah tebak pemenang, apakah versi pur-pur an, atau versi-versi lainnya
Jika tebak skor, maka harus pilih berapa skornya?
Atau jika pilih tim, maka harus pilih tim yang mana yang akan kita pasang taruhan?
Atau jika kita memilih poor, maka tim mana yang kita beri poor?
Setelah itu berapa nilai poor yang akan kita pasang?
Setelah itu semua, barulah memilih, berapa uang yang akan dipasang untuk taruhan kali ini?
Banyak banget pilihannya kan?
Bahkan jika kita perhatikan hal tadi, banyak sekali pilihan-pilihan sebelum penjudi memasang uang taruhannya

Pilihan-pilihan itu juga bervariasi
Ada yang sederhana, dan ada juga pilihan-pilihan yang berat
Keputusan yang berat itu terdapat tiga sisi menurut gw
Bisa berat menurut subjeknya, bisa untuk objeknya, dan bisa juga berat menurut keduanya

Seorang pelatih basket harus memilih anggota-anggotanya yang akan ia ikut sertakan untuk kejuaraan, pilihan ini berat untuk objeknya
Sepasang kekasih memilih untuk menyudahkan hubungannya karena salah satu dari mereka tidak direstui keluarga, jelas ini pilihan yang berat bagi keduanya
Dan masih banyak lagi pilihan-pilihan lainnya
Dan sebenernya, inti dari semua itu adalah sebuah konsekuensi
Karena dari yang setiap kita pilih pasti akan ada resikonya, begitu juga dengan penjudi tadi

Dulu, Ardian (sahabat gw yang udah gw anggep jadi abang gw) pernah nasehatin gw
“Ga… jika lo berdoa diantara dua pilihan, dan keesokan harinya lo yakin sama salah satu pilihan lo itu, sebenernya itu bukan hikmah dari pilihan lo, hikmah sesungguhnya adalah konsekuensi kita terhadap pilihan itu”

Jumat, 31 Juli 2009

Cinta Gila

Semakin hari semakin banyak pasangan cinta gila
Yang terlalu sempit untuk memilih
Yang terlalu malas untuk melangkah
Yang terlalu berpacu dalam hubungan yang sederhana ini
Hubungan yang terlalu menggebu untuk bernafsu

Tempat ini terlalu kecil untuk menampung akal sehat itu
Yang terlalu takut untuk memilih
Yang terlalu enggan untuk mencoba
Yang semakin berpacu dengan waktu yang terlihat singkat
Hubungan yang terlalu menggebu untuk bernafsu

Aku hanya membutuhkan waktu sedikit
Sedikit saja untuk melihat dari semua sisi
Karena aku sudah kehabisan nafas untuk ini
Aku hanya membutuhkan sedikit waktu
Sedikit saja untuk mulai berfikir dengan jernih
Karena aku sudah terlalu sakit memikirkan ini

Mengapa tidak kita katakan saja tidak
Tidakkah ini semua sudah cukup membuktikan
Tindakan itu terlalu konyol untuk dimengerti
Bisakah kita merasakan ini?

Mereka seperti bercinta dengan ketakutan yang mereka buat
Yang selalu saja mencoba diam
Yang selalu saja berlagak buta
Yang selalu memilih untuk bertindak dengan hatinya
Hubungan yang terlalu gila membuatnya bodoh

Rabu, 22 Juli 2009

Impian

Terkadang hidup memang tak sesuai dengan apa yang kita inginkan
Apa yang kita mau, apa yang kita kerjakan, dan apa yang kita harapkan bisa saja berubah begitu saja
Petuah kuno mengatakan, manusia berencana lalu Tuhan menentukan
Menurut gw, manusia berencana, berdoa, dan berbuat lalu Tuhan menentukan
Karena seperti itulah hidup,
Setiap orang menginginkan hidup yang sempurna sesuai dengan impiannya masing-masing
Seorang pengusaha menginginkan usahanya selalu berhasil
Seorang sekretaris yang mengagumkan bosnya dan berharap jika bosnya juga menyukai dirinya
Seorang jurnalis selalu menginginkan artikelnya ditempatkan pada halaman depan media tersebut
Tetapi Tuhan terkadang membuat semua itu dengan tidak mudah, karena dengan cara itulah Tuhan mencintai kita
Agar kita bisa menerima, agar kita bisa lebih dewasa, agar kita bisa lebih bersabar, dan agar kita bisa ikhlas

Dahulu kala, ketika gw belum diangkat menjadi karyawan resmi
Gw sangat menginginkan kerja di kafe yang baru, cabang dari tempat kerja gw sekarang
Tetapi ternyata Tuhan sangat baik sama gw, Dia tahu tempat yang mana yang terbaik buat gw
Dia tahu, tempat mana yang bisa gw bagi waktu kerja gw sama kuliah
Dia tahu, tempat mana yang bisa gw bagi waktu kerja gw buat ngenterin orang tua gw ketika mereka di Jogja
Dia tahu, tempat mana yang cocok buat seorang karyawan yang minim ilmu seperti gw

Seperti halnya penantian lama seseorang dengan orang yang ia inginkan untuk hidup bersamanya
Semua ingin yang sempurna, semua punya impian masing-masing tentang jodohnya tersebut
Seperti itu juga gw,
Sabar, penurut, rendah hati, dewasa, bisa nyanyi, seksi, mungkin itu beberapa impian gw
Impian-impian itu sering menghantui gw untuk bersikap perfeksionis
Impian-impian itu sering menghantui gw untuk bersikap pemilih
Dan gw yakin, impian-impian itu bisa begitu saja sirna dan berubah
Bisa saja, semua itu berbeda dengan yang gw impikan
Dia sinis, cerewet, suaranya jelek, gendut, dan mungkin seorang yang perfeksionis juga
Karena impian tetaplah impian, belum nyata, belum benar-benar merasakannya
Karena yang bisa bikin gw bahagia adalah kenyataan, bukan impian
Karena yang bisa bikin gw bahagia adalah cinta yang sebenarnya, bukan cinta dalam impian gw

Mungkin tulisan ini akan gw simpen, dan gw buat untuk persiapan ucapan gw nanti, saat gw ngelamar seseorang yang gw cintai dan apabila dia bukan seperti yang gw impikan

Kamis, 16 Juli 2009

Akhirnya Membuat Iklan juga...


iklan OWN Kafe di Vibe Magazine edisi Juni


iklan OWN Kafe di Vibe Magazine edisi Juli

Kebaikan itu Nggak ada yang Sia-Sia (from my unreleased novel 'Speechless')

Arga dan Yomi berencana membuat sebuah event 17 Agustusan di OWN Kafe
Acara ini meliputi makan kerupuk di pinggir kali, gebuk bantal, balap karung, mini futsal dan juga lomba foto (saat itu OWN Kafe masih terletak di samping kali / selokan mataram, sehingga mudah jiak membuat acara-acara seperti itu)
Peserta acara ini nantinya adalah kafe-kafe yang ada di Jogja,
Arga mempunyai ide, meskipun setiap harinya mereka bersaing meraih keuntungan, tapi dalam acara ini mereka bersaing mencapai kemenangan, selain tentunya lebih mengakrabkan satu sama lain
Karena Yomi sudah menjabat sebagai marketing, maka Arga yang dipilih menjadi project directornya

Beberapa hari setelah mereka membuat proposal event tersebut, Yomi dan Arga didatangi oleh Ninda, seorang perempuan cantik, agak tinggi (sekitar 165cm), berumur 20 – 22 tahun, berambut hitam panjang, berparas Indonesia( mirip-mirip Cut Tari), dan ternyata juga pintar
Ninda bilang, kalo dirinya adalah dari event organizer Line Commnunication, salah satu EO dari perusahaan rokok ternama
Ternyata Ninda adalah teman satu kampus Jersy (sahabat Arga, bahkan sahabat-sahabat Arga menyebutnya kalo Jersy adalah ‘adek’nya Arga)
Line Communication mendapat jatah untuk mengadakan event tujuh belasan juga di kafe, Ninda pun memilih OWN Kafe untuk bekerja sama
Setelah melakukan dua kali pertemuan, akhirnya pihak kafe dan pihak EO sepakat bekerja sama dengan pihak OWN Kafe
Job description pun dibuat : Arga dan Ninda bertugas keluar (menyebar undangan, mencari properti event, mencari pengisi acara, dan lain-lain),
Sementara Yomi bertugas ke dalam (mengurus operasional kafe pada saat hari H, membuat surat izin dan lain-lain)
Selain membantu Arga, Ninda juga mengurusi semua permasalahan yang berkaitan dengan sponsor

Selang dua minggu, proposal dan budgeting yang dibuat disetujui oleh pihak sponsor
Hari-hari berikutnya sudah tentu Arga lebih sering bersama Ninda, dan hanya ke kafe jika perkerjaan mereka pada hari itu sudah selesai
Dua gelas ice tea atau hot chocolate biasanya sudah siap tersaji di kafe, sebagai ‘upah’ capek Arga dan Ninda pada hari tu
Berhari-hari bersama, tentunya membuat Arga dan Ninda menjadi lebih dekat,
Lama kelamaan kedekatan mereka bukan sekedar jobdes saja, tapi juga menyangkut perasaan
Mereka berdua saling memuji satu sama lain, dan juga saling menyimpan perasaan, maklum saat itu Arga dan Ninda lagi jomblo
Sebenernya mereka juga nampak serasi, sama-sama ramai orangnya, sama-sama pintar, dan sama-sama menyukai dunia entertaint
Tapi mereka berdua sama-sama nggak mau memperlihatkan ‘kedekatan’ ini jika sudah berhadapan dengan kerjaan, terlebih dengan Yomi, karena mereka nggak mau diledek cinlok oleh Yomi

Akhirnya event hanya tinggal satu malam lagi, bahkan bisa dibilang hanya hitungan jam saja
Malam ini kafe tutup tidak seperti biasanya (jam 2 pagi), tetapi jam 11 sudah tutup
Hal ini dilakukan untuk preparing dan mensetting kafe untuk dijadikan tempat ‘pertempuran’ besoknya
Semua tampak sibuk malam itu, kecuali Ninda yang nggak keliatan batang hidungnya
Arga dan Yomi dibantu karyawan-karyawan kafe sibuk membuat dekorasi merah putih
Kru dari sound system dan panggung juga sibuk membuat panggung bernuansa bambu-bambu seperti posko keamanan jaman perang dulu
Bahkan petinggi dari sponsor pun menyempatkan datang untuk melihat persiapan itu

Melihat persiapannya didatangi oleh petinggi dari sponsor, Arga menyempatkan diri untuk mengajak Pak Andy (petinggi tersebut) mengobrol
Setelah berbicara panjang lebar, ternyata terdapat fakta bahwa Line Communication itu bukanlah event organizer dari perusahaan rokok tersebut
Proposal event ini disetujui bukan karena dibantu oleh event organizer tersebut, tapi ya karena konsep yang matang, benefit yang bagus, budget yang realistis, dan yang terutama adalah kerja tim yang kompak, dari Yomi, Arga dan juga Ninda
Arga sangat bingung dengan ini, siapakah Ninda? Apa maunya dia?

Selagi bermain dengan kebingungannya, tiba-tiba Mas Yudi (kasir OWN Kafe) memanggil Arga, dan memberikan sebuah bingkisan kotak yang dibungkus oleh kertas kado berwarna biru, dan itu dari Ninda
Ternyata isi bingkisan itu adalah sebuah jas ujan berwarna biru yang sudah tampak lusuh, namun masih terawat
Arga pun kaget dan terlihat sangat mengenali jas ujan ini
Semua orang yang ada disitu heran, dan bertanya pada Arga, apa maksud semua ini?

“Ini jas ujan punya gua dulu, waktu gua SD... waktu itu jas ujan ini gua kasihin ke anak baru di kelas gua… habis pulang les di sekolah, ujan deres gitu…, gua ngeliat dia duduk sendirian di deket gerbang, dia nggak bisa pulang, sementara sekolah udah sepi banget…, makanya gua kasihin aja jas ujan gua ini, biarin gua yang keujanan, soalnya gua kasian banget ngeliat dia…, tapi dia cuma dua bulan aja di sekolah gua, dan sore itu adalah hari terakhir dia di sekolah gua…, dia pindah keluar kota, karena kerja bokapnya pindah-pindah... dan setelah gua inget-inget, nama anak itu Aninda, alias Ninda” jawab Arga

Arga lalu mulai membuka amplop yang ada di dalam surat itu, :


Hi Ga, my hero...
Moga – moga kamu masih inget sama jas ujan kamu itu
Jas itu aku bawa terus kemanapun aku pindah
Selama itu juga aku selalu inget dan nyari kamu ga
Karena aku juga janji sama diri aku untuk mulangin jas ujan ini sama pemiliknya, yaitu kamu..
Bagi aku, kamu itu sosok yang terbaik yang pernah aku kenal, meski cuma sesaat aja kita ketemu
Kamu itu pencarianku selama ini, selain kebahagiaan
Ternyata kamu nggak banyak berubah dari yang dulu
Maaf aku bohong sama kamu dan Yomi, semoga kalian bisa maafin aku
Aku itu temennya Jersy, tapi aku udah lulus tahun ini
Aku ngeliat foto kamu di hp Jersy, trus sering denger cerita tentang kamu juga dari dia
Jersy juga bilang, kamu buat tim entertaint di OWN Kafe, dan mau bikin acara tujuh belasan
Makanya aku nyamar jadi eo, dan untungnya proposal kita di terima dan di acc
Padahal aku sempet tegang banget, kalo-kalo aja ditolak proposal kita
Aku seneng banget ternyata kamu emang Arga yang dulu pernah nolongin aku waktu aku keujana
Aku juga seneng banget bisa ketemu kamu, aku gak percaya ini bisa kejadian!
Tapi aku gak bisa lama-lama di Jogja Ga..
Hari ini aku musti balik ke Kalimantan, karena ayah aku udah tinggal disana untuk selamanya...
Alias gak bakal pindah-pindah lagi, karena sebentar lagi dia pensiun
Maaf aku gak bisa bantuin lagi untuk acara besok, but the show must go on...oke!?
Dan aku yakin kalian mampu! Gud luck y…

Thanks ya Ga... ngebuat aku jadi speechless, hehe...
Akhirnya pencarian aku selama ini gak sia-sia
Mudah-mudahan aja kamu juga jadi orang yang aku cari juga untuk hidup aku

Last but not least, I Love U, I’m gonna miss u…

Ninda


Cerita ini emang fiktif
Ini adalah ringkasan dari novel amatiran gw, yang judulnya ‘speechless’, tahun 2007
Sebagai wujud cinta gw terhadap sebuah kafe yang bernama OWN Kafe dan juga sahabat-sahabat gw (karena nama-nama tokohnya adalah nama-nama sahabat gw sendiri)
Gw cuma mau bilang, nggak ada kebaikan yang sia-sia,
meskipun kebaikan itu kebaikan yang kecil sekalipun
Karena terkadang, kebaikan yang kecil menurut kita namun ternyata sangat besar bagi orang lain
Nggak tau dapet darimana khayalan cerita ini, karena gw sendiri belom pernah nemu kejadian kayak gini
Tapi kayaknya merinding aja kalo jadi si Arga, andai cerita ini adalah cerita asli…

nb : sori kalo gw narsis banget!hehe

Senin, 13 Juli 2009

Efek Masa Lalu

Libur telah tiba!!
Mungkin itu judul yang tepat buat bulan Juli ini
Meskipun gw tetep aja kerja, mencari member, membuat event, mencari merchant, membuat iklan dan lain-lain
Tapi sisi hati gw yang paling dalem, masih mengakui kalo gw ini masih berstatus sebagai mahasiswa, bukan sebagai seorang karyawan
Selain gw emang masih kuliah, tampang gw juga masih pantes kok untuk ukuran anak kuliahan semester awal
Jadi, gw tetep menganggap kalo gw ini lagi libur selama 3 bulan!
Dari pertengahan Juni dan masuk kuliah lagi sekitar awal September
Gw juga nggak ngambil semester pendek, bukan karena gw pinter, tapi emang mata kuliah yang gw ambil cuma dikit

Liburan ini My Lovely Jogjakarta kebanjiran banyak tamu dari berbagai daerah
Seperti kita ketahui, Jogjakarta termasuk salah satu kota tujuan berlibur
Murah-murah, banyak tujuan, banyak tempat wisata, dan ramah-ramah penduduknya
Nggak keitung berapa banyak bis-bis besar dari berbagai kota yang lalu lalang di jalanan
Hotel-hotel penuh semua, Borobudur udah kayak es cendol ramenya,
Tugu jadi sasaran foto-foto, jalanan sering macet, restoran ngantri lama, dan berbagai macam efek liburan yang lainnya
Nggak hanya Jogja, gw juga banyak banget kedatangan tamu dari Jakarta
Rumah gw nggak pernah berhenti menyambut tamu-tamu istimewa itu
Dari mulai adek gw, sepupu gw, hingga yang terbaru adalah bude gw (Bude Ain)
Banyak tamu banyak ilmu, banyak tamu banyak pengetahuan,banyak tamu banyak pelajaran,dan yang paling gw suka yaitu, banyak tamu banyak cerita

Kenapa banyak cerita? Karena mereka datang dari tempat berbeda, yang juga mempunyai banyak cerita yang berbeda
Cerita bagaimana macetnya kota Jakarta, cerita pengalaman kerja di Jakarta, cerita tentang keluarga dan lain-lain
Biasanya, cerita yang paling banyak diangkat adalah tentang masa lalu
Seperti ketika gw lagi makan malem sama bude gw
Kita berdua sibuk cerita tentang masa lalu
Bagaimana dahulu kita jalan-jalan ke Dufan bareng-bareng
Bagaimana dahulu kita pergi ke Australia bareng-bareng
Bagaimana kejadian-kejadian konyol masa lalu
Meskipun sudah usang, tetapi tetep aja ngebuat gw dan bude gw bersemangat untuk bercerita

Masa lalu emang mempunyai stopping power yang besar buat setiap orang, shock effect!
Bagaimana susahnya masa lalu, tetapi tetep aja bisa ngebuat kita ketawa kalo diceritain lagi
Bagaimana pahitnya masa lalu, tetapi tetep aja bisa ngebuat kita terpingkal-pingkal kalo diobrolin lagi
Karena dibawah alam sadarnya, manusia memang enggan mengingat kepahitan masa lalunya
Selain menjadi stopping power, masa lalu juga punya efek-efek lainnya
Kecanduan, traumatik, ketergantungan, hingga terbelenggu

Gw punya temen cewek dan cowok, mereka berdua menjalin hubungan yang cukup lama (lebih dari dua tahun), dan mereka sebenernya udah putus cukup lama (sekitar 5 tahun yang lalu), namun kedua temen gw masih sulit melepas belenggu atas hubungan masa lalu mereka
Sebenernya, mereka sering banget ribut selagi berpacaran
Dan setelah putus, baik yang cewek dan yang cowok juga udah beberapa kali menjalin hubungan dengan orang lain
Entah kenapa keduanya masih mempunyai efek stopping power yang besar
Si cewek merasa yang cowoknya sudah jauh berubah dari yang dahulu ia kenal, tambah dewasa dalam bertindak, bertanggung jawab, dan memiliki visi ke depan yang bagus
Si cowok pun merasa demikian, ia melihat mantannya itu udah berbeda seperti yang dulu, udah nggak manja lagi, meski sifat kerasnya masih jelas terlihat
Sayangnya mereka berdua pisah jarak, mungkin itu alesan yang logis yang membuat mereka nggak balik lagi kayak dulu
Beruntung Allah Maha Besar, membuat manusia pintar, dan bisa berkreatifitas dalam berteknologi, hingga mereka berdua masih bisa berhubungan
Hingga saat ini (saat gw ngetik ini), efek-efek tersebut masih terlihat menghantui mereka

Rizal (temen gw di Jogja) pernah bilang tentang sudut lain dari masa lalu,
“Masa lalu emang bagusnya dijadiin kenangan, biar bisa dikenang”

oia, Happy Holiday ya…!!

Minggu, 12 Juli 2009

Keluarga adalah Anugerah Terbesar dalam Hidup



Setiap orang pasti (sedang) punya masalah
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya
Allah berjanji, Dia akan memberikan ujian semampu hambaNya
Namun terkadang kitanya sendiri yang menutup jalan keluar dari masalah itu
Kita yang terlalu mempermasalahkan masalah
Gw sering bilang ke orang-orang yang lagi buntu otaknya
“Jadikan semua masalah itu sebagai masalah kecil”
Karena menurut gw, masalah itu permainan pikiran
Semakin kita anggep itu masalah besar, maka akan semakin sulit bagi kita untuk mencari jalan keluarnya
Seperti matematika, Makin TEliti Makin TIdak KAruan, hehe...
Bukan maksud gw untuk ngentengin masalah, tapi dengan menjadikan masalah itu sebagai masalah kecil, kita bisa membuat diri kita untuk lebih tinggi dari masalah dan mampu mengatasi masalah tersebut

Jakarta adalah salah satu kota yang menurut pandangan gw sebagai salah satu kota yang memiliki masalah dan ujian yang paling banyak
Macet, kemiskinan, pengangguran, banjir, perceraian, perselingkuhan, hamil diluar nikah, narkoba, penggusuran, anak broken home
Seorang remaja yang sudah menjadi yatim piatu disaat usianya masih belia
Seorang istri yang harus berjuang menafkahi keluarganya karena ditinggal pergi suaminya untuk selamanya
Seorang mahasiswa yang bermasalah dengan skripsinya yang tak kunjung usai, dan lain-lain

Gw jadi keinget sama lagu barunya D’Masive, yang menulis tentang menghadapi ujian dalam kehidupan
Bahwa hidup ini nggak ada yang terlahir sempurna
Di lagu tersebut, gw suka banget sama teks :
“Syukuri apa yang ada”
“Hidup adalah anugerah”
“Tetap jalani hidup ini tetap lakukan yang terbaik”
Menurut gw ada 2 kata kunci dalam lagu tersebut, hidup ini anugerah dan lakukan yang terbaik

Hidup ini emang suatu ujian
Tapi kalo dilihat dari sudut yang lain, hidup ini anugerah
Di dalam ujian itu terdapat anugerah hidup yang luar biasa
Bayangkan saja kalo seandainya kita lurus-lurus aja, tanpa adanya ujian
Kita nggak akan pernah untuk bisa menghadapi masalah, kita nggak akan bisa untuk belajar bertahan
Kalo kita masih ingat, orang tua kita mungkin pernah berkata “Wah, kalo udah jatuh biasanya udah mau lancar tuh naik sepedanya” saat kita terjatuh selagi belajar naik sepeda
Mungkin terdengar sepele, tapi kalo dicermati lebih dalam lagi, maksud dari perkataan itu adalah ketika kita terjatuh, maka kita sudah mendekati keberhasilan
Jadi, ujian-ujian tersebut adalah anugerah
Tanpa ujian atau masalah, kita takkan dewasa

Selain ujian-ujian dan masalah-masalah tersebut, gw juga mempunyai beberapa anugerah dalam hidup gw yang luar biasa
Salah satunya, kedekatan gw sama keluarga besar gw
Dari orang tua, abang adek, opa oma, bude pakde, om tante, sepupu-sepupu, dan juga keponakan-keponakan gw
Suatu usaha yang sangat luar biasa dari para orang tua yang telah bersusah payah menyatukan keluarga besar ini
Suatu usaha yang sangat luar biasa dari para orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya merasakan apa yang mereka rasakan dahulu, terpisah oleh jarak, waktu, ruang dan juga perasaan
Hal tersebut yang nggak gw rasain
Saat ini, meskipun hidup kita banyak yang terpisah-pisah
Ada yang di Brisbane, ada yang di Singapura, ada yang di Papua, ada yang di Canberra, ada yang di Kalimantan, ada yang di Surabaya ada yang di Jogja, ada yang di Jakarta dan lain-lain
Namun emosional perasaan kita sangat dekat

Anugerah itu gw rasain banget, ketika gw pulang ke Jakarta awal Juli kemeren
3 hari gw abisin bener-bener hanya buat ketemu keluarga-keluarga gw
1 acara kumpul keluarga Sangadji, 2 acara nikahan, dan 1 acara ulang tahun sepupu gw, dan juga jalan-jalan sama bokap, nyokap dan adek gw
Gw ngerasain banget kehangatan yang luar biasa
Kehangatan yang bisa mengalahkan memakai jaket rangkap 2 dan api unggun ketika kita naik gunung
Hiperbolis? Nggak juga kok….

Meskipun setiap tahun tahun selalu ada saja yang berkurang
People come and go
Semua itu pasti terjadi, entah besok, lusa, minggu depan atau bahkan sesaat lagi
Kita harus percaya itu
Yang akhirnya membuat kerinduan yang besar kepada kita yang ditinggalkan
Mereka yang biasanya ikut tertawa bersama
Mereka yang biasanya ikut bercerita bersama
Mereka yang biasanya ikut bernyanyi bersama
Dan mereka yang biasanya ikut gembira bersama
Dan gw yakin bukan hanya gw aja yang merasakan seperti itu
Tapi seluruh keluarga, kerabat, kita semua, dan orang-orang yang pernah dekat dengannya
Selamat jalan buat mereka
Orang-orang hebat yang telah lebih dulu meninggalkan kita
Om Deni, Om Bonar, Om Roy Sihombing, Om Noce, Om Nandi, Pakde Bungman, dan yang terakhir, Tante Ria

Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini
Sedih memang, tapi inilah hidup

Minggu, 05 Juli 2009

Angkutan Jogja Jakarta

Awal bulan Juli ini gw disuruh balik ke Jakarta
Ada acara kumpul-kumpul keluarga besar (keluarga dari buyut)
Ada juga 2 acara nikahan, dan ada juga acara ulang tahun sepupu gw
Oia, yang nggak kelewatan METRO lagi sale 70%!!
Semua fakta-fakta tadi semakin memantapkan niat gw untuk minta izin libur 3 hari, buat ke Jakarta
Semenjak gw kerja, gw udah jarang bisa lama-lama berhedonisme di kota macetpolitan itu
Terakhir gw pulang waktu meninggalnya tante Ria, kakak iparnya nyokap gw
Cuma 3 hari, itupun gw pake buat dateng ke tempat tante gw terus
Jadi, say not yet to hedon!

Ada beberapa ritual yang biasa gw lakuin kalo ke Jakarta
Salah satunya berhubungan dengan sarana transportasi
Sungguh kesempatan yang luar biasa banget bagi gw kalo lagi ke Jakarta
Gw bisa menikmati hampir seluruh rangkaian sarana transportasi
Darat dan udara (kecuali transportasi air)
Dari mulai berpenumpang ratusan sampe transportasi personal berpenumpang 2 orang

Dimulai dari rumah Jogja
Dari rumah Jogja biasanya gw dianter temen gw pake mobil atau pake motor
Jogja ke Jakarta otomatis pake pesawat,
sebenernyanya sih pengennya naek kereta, biar bisa lebih lama lihat pemandangannya, apalagi kalo rame-rame, tapi adanya tiket murah buat pesawat
Setibanya di Cengkareng sangat nggak mungkin gw dijempu
Gak punya supir, bukan anak menteri, udah gitu rumahnya jauh banget
Jakarta sekarang udah beda sama Jakarta dulu
Jakarta dulu, dari rumah ke Cengkareng paling lama 1 jam
Kalo sekarang 1 jam itu paling cepet, itupun jam-jam sepi
Kalo lagi jam pulang kantor, bisa-bisa 3 jam baru nyampe rumah, berarti seseorang yang menjemput gw pas jam pulang kantor, dia akan menghabiskan waktu 6 jam bolak-balik! (Ditambahin 4 jam lagi udah bisa nyampe Jogja)
Naik taksi juga nggak mungkin, mahal banget pastinya, mendingan uangnya buat nongkring di Citos deh
Ada solusi lain, yaitu naik bis Damri (angkutan bis dari bandara, bis-nya bagus, eksekutif, tempatnya nyaman, cuma 28 ribu lagi)
Gw selalu turun di pintu masuk tol (tempat pemberhentian bis), soalnya lebih deket ke rumah gw
Daripada gw harus nunggu bisnya berhenti di pemberhentian terakhir
Setibanya gw di pintu tol, belasan tenaga ahli transportasi dua roda a.k.a tukang ojek sudah menunggu gw
“Ayo mas/ kemana mas/ sini mas/ ayo bos” begitu seruan-seruan mereka begitu ngeliat gw dan penumpang yang lain turun dari bis Damri
Disaat dilemma seperti ini, biasanya gw memutuskannya dengan melihat motornya terlebih dahulu
Motor yang paling bagus dan bersih atau good looking yang biasanya gw pilih
Simpel aja, toh bayarnya sama, boleh dong milih-milih

Gw jadi inget kejadian suatu hari disaat gw lagi naik ojek, dengan membawa koper gede dan tas laptop
Disaat gw lagi melihat pemandangan kiri-kanan, tiba-tiba motornya berhenti
“Bang, kenapa bang?” tanya gw bingung
“Bensinnya abis mas” jawab si tukang ojek yang mukanya mirip Dadi Hijau Daun itu
What! Disaat seperti ini?
Gw pun melihat sekeliling dari tempat gw berdiri saat itu, mencari tempat bensin, untungnya di sekitar situ ada yang jual bensin eceran, walaupun agak jauh dikit
Terpaksa gw menarik koper gw, berjalan menuju ke penjual bensin tersebut
Tadinya si abang tukang ojek itu nyuruh gw nunggu aja disitu, tapinya gw males, nanti malahan disangka pembantu yang kabur dari rumah majikan

Dari pesawat terbang bermesin jet hingga ojek berkarburator kecil
Dari nggak bisa lihat pengemudinya hingga bisa depan belakangan sama si supir
Dari transportasi yang punya bagasi buat nyimpen koper, sampe kendaraan yang naruh kopernya diatas dengkul
Dari yang pake ac sampe yang pake ab (angin berobos)
Dari yang bisa melihat matahari sampe disengat matahari
Bahkan gw pernah lebih komplit lagi, waktu itu gw ke Jakarta sama adek gw
Dari naik pesawat, pindah ke bis Damri, angkot, ojek, dan jalan kaki dari ujung gang!
Seru ya! Ketemu ratusan penumpang, puluhan, belasan, dan akhirnya jalan kaki berdua
Semua ini anugerah buat gw, bisa dikasih kesempatan ngerasain berbagai macam angkutan,
Kalo ditanya transportasi mana yang paling gw suka?
Gw akan jawab, semuanya…! sesuai dengan fungsionalnya masing-masing

Sabtu, 27 Juni 2009

The Silent Hero

Meskipun lumayan telat, tapi gw lagi suka-sukanya baca bukunya Dr. Dino Patti Djalal (Staf Khusus Kepresidenan), yang berjudul ‘Harus Bisa! Seni Memimpin ala SBY’
Buku ini ngebuat gw ngerasa deket banget sama SBY (yang termasuk salah satu idola gw juga)
Gw jadi ngerasa lebih memasuki keseharian dan kepribadian dari SBY
Gw jadi ngerasa ikut pusing saat beliau menghadapi krisis
Gw jadi ngerasa ikut marah ketika beliau coba dijatuhkan oleh lawan politiknya dengan cara yang nggak bener
Dan menurut gw yang terpenting dari buku ini adalah, gw jadi lebih ngerti bagaimana dinamika menjadi seorang pemimpin itu
Gw sangat sepaham dengan Wim Tangkilisan (CEO Globe Media) tentang buku ini, “Buku ini adalah buku terbaik di Indonesia mengenai kepemimpinan”
Mungkin itu juga ilmu yang ingin dibagikan oleh Dinno Patti Djalal kepada kita, ilmu kepemimpinan

Ada satu kisah yang menarik dan merupakan salah satu favorit gw di buku ini
Sewaktu mendampingi SBY ke Meulaboh (pada saat bencana tsunami), penulis bertemu dengan Catur, teman lamanya sewaktu bertugas di Timor Timur tahun 1999
Penulis mengenal Catur sebagai seorang perwira TNI yang pendiam, profesional, dan suka kerja
Catur saat itu terlihat sangat sibuk melakukan tugasnya menyelamatkan rakyat di Meulaboh
Namun, Catur saat itu sangat berbeda dengan Catur yang dulu dikenal
Kali ini matanya sayu, mukanya sangat murung dan ia tak banyak bicara
Ketika Catur membantu tim menyiapkan bahan briefing kepada SBY, barulah ketahuan sebabnya
Ternyata sewaktu tsunami datang tanggal 26 Desember 2004, istri dan anaknya sedang bermain-main di pantai Meulaboh
Mereka tersapu tsunami dan hilang tak berbekas, sampai sekarang
Saat kejadian itu Catur sedang bertugas di pos militernya
Walaupun hatinya sangat terkoyak dan walaupun komandannya memberikan memberikan ia izin untuk mencari istri dan anaknya, Catur tetap memilih untuk berada di posnya dan tetap menjalankan tugasnya menolong rakyat
“Saya sudah pasrah. Saya sudah tidak kuat membayangkan nasib istri dan anak saya. Tugas saya ini adalah obat hati saya. Saya harus menolong rakyat” katanya dengan lirih
Dan pastinya masih banyak perwira lainnya yang kehilangan keluarganya, namun tetap bersemangat menjalankan tugasnya
Presiden SBY waktu itu menyebut mereka dengan julukan ‘silent hero’

Gw pun teringat salah satu cerita temen gw cewek beberapa waktu yang lalu
Saat itu dia lagi kebingungan untuk ngerjain tugasnya
Dia bingung, karena dia kurang menguasai tugasnya itu
Akhirnya, si cewek itu minta bantuan temen cowoknya
Yang notabene mereka berdua merupakan orang yang pernah bertemu di masa lalu
Gw sangat dekat dengan mereka berdua
Mereka sempat menjalani kisah cinta yang akhirnya terlarang (kayak judul lagu aja… lagunya Waljinah apa ya?)
Jadi, banyak banget yang menentang mereka untuk deket lagi,
termasuk gw (jika dilihat dari kacamata logika)
Si cowok pun langsung cerita sama gw, kalo dia dimintain bantuan sama si cewek itu untuk ngerjain salah satu tugasnya
Gw nanya sama cowok itu, “Trus, lo gimana?”
“Ya udah, gua bantuin lah… emang kenapa, ini hanya sebuah bantuan seorang teman kok” jawab si cowok (sok) merendah
I know you…,batin gw
Sebelomnya gw juga nanya sama si ceweknya, “Kok dia yang lo pilih? Emang nggak ada yang laen?”
“Nggak ada yang se tanggung jawab dia” jawab tuh cewek singkat
Emang sih ini ‘cuma’ tugas aja, tapi kalo diliat dari sudut yang lain, itu bukan sekedar tugas
Tapi rasa kepercayaan yang masih ada, (selain tdd atau ‘tugas diam-diam’ kalo kata mereka berdua)
Mungkin kayak prinsip orang Cina kali ya? Kepercayaan itu lebih berharga dari keuntungan

Tugas ini pun kelar dengan batas waktu yang cuma seadanya itu
Si cewek merasa sangat puas dengan bantuan si cowok tersebut
Entah dapet nilai apa itu urusan belakangan, tetapi rasa kepuasannya nggak bisa tergantikan
Berkali-kali si cewek itu memamerkan tugasnya sama gw, “Baguskan… baguskan?” sahutnya kegirangan
Akhirnya, di dalem tugasnya itu si cewek membuat ucapan terima kasih untuk orang-orang lain yang juga udah ngebantuin tugas tersebut
Seperti yang udah gw duga, nama si cowok gak ada disitu
“Lo nggak apa-apa, nama lo nggak ada di ucapan makasihnya?” tanya gw sama si cowok waktu ketemu di suatu kesempatan
“Yup, nggak apa-apa kok… kadang-kadang jadi the silent person itu enak kok, selama itu bisa ngebuat orang lain seneng” jawab cowok itu, dan kali ini dia bener-bener merendah, gw bisa ngerasain itu

There are two kinds of heroes :
Heroes who shine in the face of great adversity, who perform an amazing feat in a difficult situation
And heroes who live among us, who do their work without ceremony, unnoticed by many of us
But who make a difference in the lives of others
The glory lies not in the achievement but in the sacrifice

(Presiden SBY, Time Magazine, Oktober 2005)

The silent person, atau the silent hero mungkin itu juga julukan yang pas buat si cowok
Dia udah jadi hero untuk si cewek, meskipun hanya sekedar bantuin tugas aja
Tapi gw yakin, itu sangat berarti

Minggu, 21 Juni 2009

Selamat Jalan Tante Ria

Marketing plan:
Bulan ini gw musti mikirin target member gw
Selain itu, gw juga musti mikirin target partner (merchant) buat member
Hampir lupa, ada juga target event untuk bulan Juli (minimal satu event)
Belom lagi deadline iklan/ promo kafe di Vibe Magazine setiap tanggal 10, berarti minimal gw harus udah punya konsep awal bulan
Gak cuma nguras otak aja, jasmani dan rohani juga dikuras
Untung aja kuliah udah libur, jadinya gw agak waras dikit untuk mikirin hal-hal diatas tadi
Beruntung lagi,
Gw dilindungin sama pendukung-pendukung yang luar biasa
Yang bisa meninggikan semangat gw disaat jasmani gw lagi turun, disaat otak gw lagi mumet

Gw punya kedua orang tua yang sangat sayang sama gw
Yang selalu ngomel ketika gw sering pulang pagi
Yang gak pernah bosen ingetin gw ketika gw mulai lupa sama tugas gw di rumah
Gw punya temen-temen yang sangat solid
Yang hampir setiap hari nemenin gw di kafe
Meskipun cuma sekedar minum segelas jus semangka dan maen UNO berjam-jam
Gw punya partner kerja yang berpengalaman
Yang selalu ngajarin gw dalam bertindak
Yang terkadang ngasih gw nasihat ketika gw lagi curhat
Yang terkadang juga memberi masukkan gw ketika gw berbuat salah
Mereka semua orang-orang hebat
yang ngebuat gw makin merasa berarti
yang ngebuat tenaga gw lebih dari sekedar minum Extra Joss satu sachet disaat bekerja
yang ngebuat gw lupa untuk mengeluh
Hal itu membuat gw yakin akan satu hal
Setiap orang membutuhkan support
Setiap orang membutuhkan pendukung
Apapun bentuknya itu
Seperti pemain bola yang sedang ‘bertarung’ di lapangan
Pasti beda rasanya main bola tanpa penonton dan disaksikan supporter
Padahal secara logika, faktor skill-lah yang membuat kita bisa menang
Ada pendukung dan tanpa pendukung sama sekali gak ada kaitannya secara logika
Kalo kita jago ya jago aja
Tapi ya itu tadi, dukungan moril jelas sangat mempengaruhi

Hingga hari Senin kemarin, berita buruk pun dateng
Disaat gw lagi menikmati ‘kehangatan’ di siang hari
Salah satu ‘pendukung terbaik’ gw meninggal dunia
Pendukung yang selalu berkobar-kobar semangatnya setiap ketemu gw
Selalu berteriak memanggil gw dengan sebutan “Hai Smith…!” setiap kali bertemu
Pendukung yang selalu bisa ngebuat gw tetap yakin akan jalan yang gw pilih, meski dia sendiri nggak ngerti dengan jalan yang gw pilih itu
Pendukung yang selalu bilang kalo gw itu hebat
Pendukung yang selalu menaikkan moril gw disaat gw lagi jatuh
Pendukung yang nggak pernah terlihat sedih meski sedang kalah

Ria Sangadji, atau biasa gw panggil Tante Ria
Merupakan center of interest di keluarga besar gw
Kehadirannya selalu ditunggu di setiap acara keluarga
Celetukannya gak pernah ngebosenin
Ceritanya yang selalu bikin ketawa
Kalo dia lagi cerita, gw suka geli sendiri ngeliat orang-orang pada bengong terdiam ngedengerin ceritanya
Gaya khasnya yang pinter ngikutin gaya orang lain gak bakalan ada yang nandingin
Jika dia dianalogikan sebagai acara TV, maka kategorinya adalah SEMUA UMUR
Bukan hanya untuk dewasa atau bimbingan orang tua
Karena semua orang akan lebih merasa berwarna dengan kehadirannya

People come and go, memang gw harus yakin itu
Namun dengan kepergianya,
gw kehilangan salah satu alesan gw untuk pulang ke Jakarta
Yaitu maen ke rumahnya, nongkrong, ngopi, cerita-cerita sampe larut malem (bahkan pagi)
Gw akan sangat merindukan itu
Dan gw yakin, bukan cuma gw, tapi seluruh keluarga, dan orang-orang yang pernah dekat dengannya

Selamat jalan ya tante…
Terimakasih untuk semangatnya selama ini…

Senin, 08 Juni 2009

Ikhlas-nya Arga

Gw kaget banget! begitu gw tahu salah seorang sahabat gw (Dhana) putus sama pacarnya (yang notabene, pacarnya itu juga sahabat gw)
Padahal gw banyak belajar sama mereka berdua, hiks

Dhana selalu bilang sama gw, “Mungkin ini yang terbaik untuk saat ini Ga…”
Meskipun mungkin di hatinya dia bernyanyi (dangdut), “Lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati ini…”hehehe
Tapi gw yakin, dia udah membuat ruang untuk sakit hatinya itu
Dan dia meyakinkan dirinya, kalo dia.... ikhlas

Dhana adalah sandaran gw ketika gw lagi ada masalah, masalah apapun itu
Dia emang gak bakalan ngasih gw jawaban atas permasalahan gw
Tapi dia selalu memberikan gw jalan menuju jawaban tersebut
Sehingga gw, merasa tenang
Dan salah satu yang dia ajarin adalah ilmu ikhlas
Ilmu yang sampe sekarang gw masih susah untuk nerimanya
Ilmu yang sampe sekarang gw masih bingung untuk mengartiinnya
Karena hidup seringkali memberikan ketidak ngerti-an buat gw

Gw nggak ngerti apa pilihan gw selama ini udah bener
Gw gak ngerti apakah hati gw sudah merasa nyaman
Gw gak ngerti apakah ketenangan yang gw butuhkan selama ini
Gw gak ngerti apakah gw emang orang yang gak suka pedes
Gw gak ngerti apakah gw udah ngebuat diri gw bahagia
Gw gak ngerti apakah dunia gw akan penuh warna nantinya

Namun satu yang gw ngerti
Allah selalu memberikan yang terbaik buat gw
“What I need, not what I want”
Dan jika semuanya meleset, gw tetep yakin bahwa itulah yang terbaik buat gw
Mungkin itulah ikhlas versi gw

* Oiya, buat Dhana… “Lo patut dapet yang terbaik bro!”
Oleh karena itu lw harus diuji dulu

Senin, 01 Juni 2009

Cinta



Seperti biasanya, sore-sore (sekitar pukul 5 ) adalah suasana yang paling cool buat nongkrong di kafe
Banyak warna yang keluar
Ada warna biru langit, ada warna putihnya awan, ada juga warna merahnya matahari yang nggak sabar untuk tenggelam, belum lagi warna kuningnya lilin-lilin yang baru aja ditaruh di beberapa meja di bagian luar kafe, dan semua itu berpadu dengan indahnya
Kursi-kursi juga tertata masih sangat teratur
Belum ada suara-suara obrolan banyak orang
Ketenangan, itu adalah akumulasi dari semua yang ada saat ini, sore-sore ini
Kebetulan ada Pak Oghex (bos gw) lagi asik bermain Mafia Wars (gimana sih maennya?hehehe)
Gw langsung aja duduk disampingnya
Gw ambil laptop, trus gw ym-an deh

Gw ym-an sama temen gw
Dia juga termasuk salah satu pembaca setia note gw (yang insya Allah mw gw buat buku, amiin…)
Ada beberapa masukkan dari dia tentang note gw
‘ga, note loe itu kebanyakan masih ngikutin kata hati loe’
‘apa yang loe rasain, secepat itu juga loe tulis’
‘no problem sih, tapi coba deh loe buat note yg gak ngikutin kata hati loe’
‘coba loe gua tantang buat note tentang cinta, hehehe’
‘cinta itu apa dari kacamata loe’

Oh no, cinta
Sesuatu yang sangat luas banget menurut gw
Cuma gw selalu bilang sama orang-orang (juga buat gw sendiri), jangan terlalu cinta
Perasaan itu harus berimbang sama logika
Kapasitas otak kita juga harus seimbang dengan hati
Buat apa kita menimba ilmu kalau yang dipakai hati melulu
Sekarang cinta juga pakai otak

Gw juga bilang, jangan terlalu yakin
Keyakinan hanya untuk Yang menciptakan kita
Perasaan itu belum tentu benar
Cinta juga banyak yang nggak jujur
Jangan mudah ketipu sama hal yang berkedok cinta
Kita juga harus bisa menipu (terkadang sih), memanipulasi perasaan kita
Biar kita nggak terlihat sangat mencintai

Logika atau perasaan?
Semuanya lebur menjadi satu
Sebagaimana sebuah tembok yang terdiri dari semen dan batu
Sebagaimana pun juga kita terlahir
Secara logika, kita memang pantas untuk dilahirkan
Manusia tumbuh berkembang, membuat keturunan
Dari nabi adam hingga manusia yang terlahir pada detik ini
Dan secara perasaan, rasa sayanglah yang membuat kita melihat dunia
Laki-laki dan wanita, bertemu, berkasih sayang, dan membuat keturunan

Memang cinta itu bisa dibilang perasaan
Tapi cinta penuh dengan perasaan juga akan hancur
Memiliki cinta tanpa adanya logika
Hingga cinta dan bodoh tipis artinya
Memang kita cinta, namun kita juga bodoh
Udah kayak kebo yang dicolok hidungnya
Disuruh apa aja mau, tanpa dipikir lagi
Cinta nggak bikin perut kenyang, perut laper gak bisa mikir

Perasaan atau logika?
Harus seimbang
Karena seperti itulah Tuhan menciptakan kita lengkap adanya
Jika ada yang bertanya cinta yang kayak apa yang gw butuhin, jawaban gw nggak pernah berubah, cinta yang bisa buat gw tenang
Kayak di sore hari seperti ini